Jakarta (ANTARA News) - Lembaga survei kini berubah seperti restoran siap saji yang menyiapkan menu apa saja sesuai pesanan konsumen, kata peneliti The Habibie Center Sumarmo di Jakarta, Kamis.
Sumarmo menyayangkan kenyataan ini karena lembaga survei adalah kumpulan kaum intelek yang seharusnya tidak bisa diinterogasi atau disuruh-suruh oleh suatu kepentingan tertentu.
"Saat ini lembaga survei sudah hampir kehilangan jati dirinya. Dia akan melakukan penelitian untuk pihak yang memberikan sponsor, ini jelas telah mengoyak kredibilitas lembaga survei," katanya.
Lembaga survei, kini seakan bisa diatur sesuai dengan permintaan pelanggan, tinggal menunjuk metode apa yang akan dipakai dan siapa narasumber yang akan dijadikan obyek penelitian.
"Mau lanjutkan, bisa dilayani. Mau lebih cepat lebih baik, juga tidak ada masalah. Atau mau ekonomi kerakyatan, juga tidak apa-apa," kata Sumarmo .
Jika keadaan seperti terus jadi, maka lembaga survei akan sulit menjadi lembaga independen karena akan terus ditimbuni banyak kepentingan.
Lembaga survei harus berani menampilkan data apa adanya, tanpa harus ada ikut campur tangan pihak lain atau pemodal. Kalaupun ada sponsor maka seharusnya diberikan oleh pihak independen.
"Yang sekarang ada, survei dilakukan berdasarkan sponsor dari parpol untuk kepentingan parpol bersangkutan," katanya.
Metode yang dilakukan dalam survei pun didesain sedemikian rupa yang hasilnya mendukung seluruh prorgam sang sponsor, diantaranya dengan memberikan pertanyaan yang sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan narasumber yang cenderung sudah mendukung kandidat. (*)
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009