Jayapura,(ANTARA News) - Enam anggota Satgas 752/WRG yang bertugas di perbatasan RI-PNG diperiksa terkait aksi penembakan terhadap warga Keerom, Papua, beberapa waktu lalu.
"Benar, kami saat ini sedang memeriksa enam prajurit yang melakukan patroli di perbatasan, tepat saat terjadinya penembakan terhadap korban Izak Pesakot," kata Komandan Pomdam XVII Cenderawasih, Kolonel CPM Muhammad Gulton, di Jayapura, Kamis.
Selain memeriksa enam prajurit, lanjut dia, pihaknya juga sedang mengirim tim ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Kami juga akan memanggil saksi dan korban untuk dimintai keterangan, agar bisa tahu jelas perkara sebenarnya," katanya.
Dengan melihat data awal, Gultom menyatakan tidak yakin jika korban terkena peluru dari senjata api milik anggota TNI. Ini dapat dilihat dari luka tembak di bagian dada korban yang lubangnya sangat kecil.
"Senjata milik anggota TNI di perbatasan memakai jenis SS1, dan bila seseorang terkena peluru dari senjata itu, lubang di bagian tubuhnya akan cukup besar. Selain itu, dari olah TKP awal, kami sama sekali tidak menemukan ceceran darah di sekitar lokasi kejadian. Mestinya kalau orang tertembak, pasti ada bekas ceceran darah," katanya.
Namun demikian, kata Gultom, jika nanti ditemukan cukup bukti bahwa anggota TNI benar-benar bersalah, tentu akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
Menurut cerita beberapa anggota TNI, peristiwa penembakan berawal saat enam anggota Pos Satgas 725/WRG melakukan patroli ke arah kilometer 500, tiba-tiba bertemu dengan lima warga masyarakat, yang salah seorang di antaranya diduga membawa senjata.
Melihat anggota TNI berpatroli, warga tersebut melarikan diri, lalu diberikan tembakan peringatan sebanyak tiga kali, namun sama sekali tidak diindahkan. Akibatnya, anggota yang berpatroli terpaksa melepaskan tembakan ke arah mereka.
Karena warga itu terus berlari dan tidak mau terpancing, anggota kemudian kembali ke pos, dan mereka sama sekali tidak menduga ada korban yang tertembak. Sore harinya, anggota TNI yang melakukan patroli, kembali ke tempat kejadian untuk melakukan pembersihan, dan sama sekali tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009