Jayapura (ANTARA News) - Wens Psakor, salah satu anggota keluarga Psakor, warga kampung Kibai, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua menceriterakan kronologi insiden penembakan oknum TNI terhadap adik kandungnya Isak Psakor.

Insiden penembakan itu sendiri terjadi di wilayah Kampung Kibai dekat penjaga pos penjaga perbatasan RI-PNG, pada Senin (22/6) sekitar Pkl.14.00 WIT.

"Ketika terjadi penembakan, saya berada di tempat kejadian perkara atau TKP," kata Wens di Jayapura, Rabu.

Wens mengisahkan, awalnya, dirinya bersasama istrinya Sisilia serta anaknya Margaretha yang masih berusia dua tahun dan adiknya Isak sedang melakukan perjalanan pulang dari daerah Skotyauw wilayah negara Papua Nugini (PNG). Mereka kembali dari wilayah PNG usai mengikuti acara adat di sana.

Sesampainya di TKP yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari kampung Kibai, sekitar pukul 14:00 WIT, tiba-tiba terdengar suara anjing menggonggong yang diduga anjing itu milik TNI. Anjing menggonggong ke arah mereka, sehingga mereka berusaha memanjat pohon yang ada di dekatnya guna menyelamatkan diri.

"Anjing milik TNI itu sangat berbahaya dan menurut pihak TNI sendiri, cara untuk menghindarinya yakni dengan memanjat pohon atau terjun kedalam kali," terang sambung Frengky, Kepala Kampung Kibai.

Wens mengatakan, saat itu sedang turun hujan lebat sehingga adiknya Isak kesulitan memanjat pohon karena licin.

"Kebetulan ia membawa ransel dipunggungnya sehingga mengalami kesulitan untuik memanjat pohon, ketika ia sudah melepaskan ransel dipunggungnya dan hendak kembali memanjat, terdengar suara letusan senjata sebanyak dua kali, lalu saya melihat dari atas pohon, adik saya terkapar di tanah," ungkap Wens.

Wens menambahkan, sebelum penembakan terjadi dirinya sudah sempat berteriak minta tolong sebanyak dua kali, namun tetap saja ditembak.

"Setelah tertembak, saya berusaha mengangkat Isak, namun ditolaknya sambil mengatakan saya sudah kena peluru, lalu ia tak sadarkan diri," kata Wens mengutip kata-kata korban.

Setelah itu lanjut Wens, dengan dibantu oleh istrinya, mereka berhasil memindahkan korban ke tepian kali di sekitar TKP.

"Setelah itu saya meminta istri dan anak saya menjaga korban, dan saya sendiri langsung menuju ke kampung untuk menceritakan hal tersebut kepada masyarakat sekampung," jelasnya.

Sekitar pukul 19:00 WIT, warga kampung berdatangan ke TKP untuk mengevakuasi korban ke kampung Kibai.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Letkol Inf Susilo, melalui keterangan pers yang dilansir media lokal di Jayapura menjelaskan, saat itu ada lima orang warga sedang berlari di TKP

"Saat itu, anggota patroli yang berjumlah enam orang itu, berteriak yang ditujukan kepada lima warga itu agar berhenti. Namun, teriakan anggota itu tidak dihiraukan, hingga akhirnya ada anggota mengeluarkan tembakan peringatan ke atas sebanyak tiga kali, tapi mereka tidak juga berhenti, sehingga akhirnya dilepaskan tembakan ke arah mereka," kata Letkol.Susilo.

Pada saat ini, korban penembakan Isak dirawat intensif di RSUD DOK II Jayapura.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009