London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah naik tipis pada Rabu waktu setempat, membalikkan penurunan awal perdagangan karena pemerintah AS melaporkan data persediaan energi "mixed" (beragam) dan pasar mengikuti krisis politik Iran yang sedang berlangsung.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, naik 20 sen menjadi 69,44 dolar AS per barel.

Harga minyak mentah "Brent North Sea" London untuk pengiriman Agustus meningkat 19 sen menjadi 68,99 dolar AS per barel.

Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu mengatakan, bahwa stok minyak mentahnya menurun 3,8 juta barel pada minggu yang berakhir 19 Juni.

Konsensus para analis memproyeksikan jatuh 1,3 juta barel, menurut Dow Jones Newswires.

Namun, persediaan bensin melonjak 3,9 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi naik satu juta barel.

"Angka-angka hampir membatalkan setiap data lainnya yang keluar," kata analis Sucden Robert Montefusco, yang menunjuk pada kenyataan bahwa dalam hal nominal jatuhnya persediaan minyak mentah di hampir bersesuaian dengan kenaikan stok bensin.

Sementara itu di Teheran, pemimpin tertinggi Iran, Rabu memperingatkan bahwa rezimnya tidak akan mundur dalam menghadapi protes oposisi atas sengketa suara pemilihan presiden, di tengah melonjaknya ketegangan antara republik Islam dan Barat.

"Dalam beberapa kejadian tentang pemilu, saya telah insisting tentang pelaksanaan undang-undang dan saya akan (meminta dengan tegas). Baik sistem, maupun orang-orang yang akan kembali turun di bawah kekuatan," kata Ayatollah Ali Khamenei.

Itu adalah indikasi terbaru bahwa rezim klerkal tidak akan membiarkan ketidaksepakatan atas terpilihnya kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad walaupun gelombang demonstrasi dan keluhan masyarakat bahwa pemilu 12 Juni curang.

Para analis khawatir bahwa memburuknya krisis dapat menyebabkan pemerintah Iran untuk mengurangi pasokan minyak atau memblokir Selat Hormuz - jalan yang vital untuk tanker minyak.

Iran memproduksi sekitar 3,8 juta barel minyak mentah per hari dan merupakan terbesar ketiga di dunia setelah eksportir Rusia dan Arab Saudi.

Di tempat lain, Rabu, raksasa minyak Italia Eni mengatakan, pengiriman minyak mentah dari Nigeria menghadapi beberapa gangguan setelah serangan pada pipa ke terminal ekspor utama di sana.

Pasar juga memperhatikan hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal AS tentang suku bunga, yang berakhir pada Rabu, yang akan mempengaruhi dolar.

Sebuah pelemahan dolar membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang kuat, yang cenderung meningkatkan permintaan dan menngangkat harga.

Harga minyak mentah berjangka jatuh dari poin rekor tertinggi lebih dari 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada Desember karena kecenderungan turun ekonomi menggerus permintaan energi tetapi pasar telah kembali naik di tengah harapan pemulihan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009