Jakarta (ANTARA News) - Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai kemerdekaan pers sebagai sesuatu hal yang mutlak dalam kehidupan berdemokrasi di Tanah Air.

Hal itu dikemukakan oleh Yudhoyono dalam paparan visi dan misinya pada acara "Capres berbicara Kemerdekaan Pers", di auditorium TVRI, Jakarta, Rabu.

"Kemerdekaan pers adalah mutlak. Itu adalah sifat alamiah dari kehidupan bernegara. Salah satu pilar dari demokrasi," katanya.

Menurut Yudhoyono, pers adalah amanah reformasi 11 tahun lalu. "Kemerdekaan pers di Indonesia telah mekar bahkan beberapa negara menilai pers di Indonesia maju dibandingkan beberapa negara," katanya.

Kemerdekaan pers, kata Yudhoyono, telah mendapatkan tempat yang terhormat di Indonesia meskipun ada beberapa catatan-catatan terkait dengan isu-isu hukum yang berkaitan dengan pers atau perilaku wartawan serta sejumlah UU yang dinilai tidak sejalan dengan kemerdekaan pers.

"Saya menilai kemerdekaan pers yang telah kita miliki tidak boleh berhenti apalagi mundur lagi," katanya.

Pada acara yang berdurasi lebih kurang 1,5 jam itu Yudhoyono juga mengemukakan sejumlah upaya yang akan dilakukan oleh pemerintahannya apabila dalam pemilihan umum mendatang berhasil mempertahankan kekuasaannya untuk lima tahun mendatang.

Ia menggarisbawahi perlunya pendidikan dan sosialisasi tentang kemerdekaan pers karena belum seluruh lapisan masyarakat paham.

"Kita juga membiasakan masyarakat kita untuk menggunakan hak jawab dan hak koreksi," ujar Yudhoyono yang malam itu didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono, Mensesneg Hatta Rajasa, Menkominfo M. Nuh, Seskab Sudi Silalahi dan juru bicara Andi Mallarangeng.

Yudhoyono juga mengatakan bahwa UU yang tidak sejalan dengan kemerdekaan pers akan dikaji kembali.

Calon presiden dari Partai Demokrat itu juga berjanji akan mendorong penerapan etika dan profesionalitas insan pers serta kontrol sosial masyarakat terhadap pers karena Indonesia tidak boleh kembali ke era kekuasaan tanpa batas.

Sementara itu saat ditanya oleh Ketua Dewan Pers Ichlasul Amal mengenai penilaian Yudhoyono terhadap kemerdekaan pers di Indonesia, Yudhoyono berkata, "Kemerdekaan pers apabila dimaknai sejauh lepas dari kungkungan dan belenggu maka say kira sangat baik (saat ini)".

Namun, ia tidak menampik jika masih ada sejumlah masalah yang dihadapi oleh insan pers sehingga perlu dilakukan perbaikan di beberapa hal.

"Kita jaga dan pertahankan kemerdekaan pers yang telah mekar dan tumbuh sehingga Insya Allah kemerdekaan pers benar-benar berkontribusi pada demokrasi," katanya.

Acara "Capres berbicara Kemerdekaan Pers" itu juga menghadirkan lima orang panelis dari insan pers yang menanyakan pandangan-pandangan Yudhoyono terhadap kemerdekaan pers.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009