Jakarta (ANTARA News) - DPR RI akan menggelar sayembara terbuka desain komplek tiga lembaga negara, DPR, DPD, dan MPR, yang rencananya akan ditata ulang di masa mendatang.
"Ini bukan yang pertama kali. Gedung DPR, dahulu lahir karena sebuah sayembara, tepatnya sekitar bulan Nopember 1964 dimana sebelumnya adanya keputusan pembangunan gedung Conefo," kata Agung saat membuka lokakarya penataan ulang kawasan komplek MPR/DPR/DPD di Gedung Nusantara IV, Jakarta, Rabu.
Agung mengemukakan, untuk menghasilkan gedung parlemen yang ada saat ini, pemerintah mengadakan sayembara dan diikuti oleh tiga perusahaan konsultan perencanaan dan perorangan,
Agung Laksono mengatakan, lokakarya sangat diperlukan untuk memberikan pedoman bagi sayembara penataan ulang kawasan kompleks gedung MPR/DPR/DPD.
Menurut Agung, hasil sayembara dahulu menghasilkan gedung monumental yang khas jika dibandingkan dengan gedung parlemen di dunia.
"Kekhasan terlihat dari contoh bentuk atap yang menyerupai sayap burung garuda. Model itu belum pernah diciptakan di seluruh dunia dan merupakan hasil karya Soejoedi Wirjoatmojo," katanya.
Menurut Agung, dahulu semangat pembangunan gedung DPR dilandasi semangat bangsa Indonesia yang telah bebas dari penjajahan 350 tahun dan berusaha memperjuangkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Sekarang semangatnya adalah berusaha mengiringi jalannya demokratisasi dimana era reformasi, peran parlemen semakin penting dan strategis dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.
Karena itu, kata Agung, guna mencapai arti penting strategis tersebut, DPR gencar melakukan berbagai perubahan yang menyangkut berbagai aspek kedewanan mulai dari aspek politis, kelembagaan maupun yuridis.
"Sekarang DPR gencar melakukan perubahan diantaranya meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai termasuk di Setjen DPR, termasuk perekrutan staf ahli," katanya.
Agung menambahkan, dalam rangka mewujudkan keinginan untuk memiliki komplek gedung parlemen yang berkarakter demokrasi dan sekaligus mencerminkan keluhuran budi masyarakat Indonesia.
"Penataan ulang gedung parlemen terkait dengan sayembara rencana induk nanti," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009