Menurut Andi Mattalatta di Pontianak, Rabu, pembinaan tersebut tidak hanya meliputi kegiatan fisik seperti gedung yang bagus.
"Perlu tidak sipir menggunakan seragam yang menakutkan, angker?" kata dia.
Ia menambahkan, agar tidak menakutkan, salah satunya dilihat dari pakaian sipir. "Entah seperti apa nanti desainnya," kata Andi Mattalatta.
Ia mengibaratkan, jangan sampai Departemen Hukum dan HAM mempunyai gedung mewah namun dikendalikan oleh supir yang otaknya masih menganggap mengendarai gerobak. Program pembinaan pun tidak sesuai dengan tujuan utama.
"Ini tantangan, dan mudah-mudahan tiga bulan tidak hanya fisik yang berubah, sikap juga. Dan enam bulan berikutnya, ditambah dengan perilaku serta pikiran," kata dia.
Saat ini, lanjut dia, masih terjadi kelebihan kapasitas penghuni lembaga pemasyarakatan. "Penghuninya 130 ribu orang, kapasitas sekitar 80 ribu," kata dia.
Kondisi itu karena terbatasnya anggaran pemerintah. Selain itu, idealnya di tiap provinsi terdapat lembaga pemasyarakatan (Lapas) khusus seperti untuk wanita dan kasus narkotika dan obat-obatan terlarang.
"Tapi skala prioritas kita ditentukan oleh anggaran," katanya menegaskan. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009