Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pengamat menilai debat calon wakil presiden, Selasa malam, lebih hidup dan santai dibandingkan dengan debat calon presiden sebelumnya yang cenderung kaku.
Direktur Pusat Kajian Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardhani, di Jakarta, mengatakan, pada debat kali ini cawapres Wiranto mampu menguasai panggung.
Lantunan bait-bait lagu disela-sela pemaparan visi dan misi, katanya, memberikan nilai lebih bagi Wiranto karena dapat mencairkan suasana tegang saat debat.
Namun, dari sisi pemaparan solusi yang disampaikan masih terkesan umum.
"Debat kali ini lebih santai, dalam perjalanan debat, Wiranto tampak lebih unggul dalam penguasaan panggung meskipun program yang disampaikan kurang konkret," katanya.
Sementara, untuk cawapres lain, Sri menilai keduanya tampil baik, seperti Boediono yang mampu memberikan penjelasan dengan sistematis sedangkan Prabowo konsisten membawa prinsip ekonomi kerakyatan sebagai solusi.
Sementara Direktur Eksekutif Center of Electoral Reform (CETRO) Hadar N. Gumay yang juga hadir dalam debat menilai debat cawapres ini lebih baik dibandingkan dengan debat capres sebelumnya.
"Ini jelas dibantu dengan moderator yang mampu menggali lebih jauh, ditambah dengan adanya tayangan ilustrasi sebelum pertanyaan," katanya.
Debat cawapres putaran pertama ini secara keseluruhan berlangsung lebih meriah dibandingkan dengan debat capres putaran sebelumnya yang berlangsung pada 18 Juni 2009.
Penonton dapat bertepuk tangan disela-sela pemaparan, sesuatu yang tidak ditemui pada debat capres yang lalu.
Menurut moderator debat cawapres Komaruddin Hidayat, masalah tepuk tangan itu tidak harus diatur dengan ketat selama acara dapat berlangsung dengan lancar.
"Tepuk tangan itu spontan, masa harus diatur," katanya.
Ketika diminta tanggapan tentang pelaksanaan debat yang ia pandu, Komaruddin hanya mengatakan debat berlancar dengan baik, namun menolak mengomentari jalannya debat.
"Saya tidak akan menilai," katanya singkat.
Setelah ini akan diselenggarakan debat capres putaran kedua pada 25 Juni dengan tema mengentaskan kemiskinan dan pengangguran yang akan dipandu oleh Aviliani.
Selanjutnya, debat cawapres putaran kedua pada 30 Juni dengan tema meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dengan moderator Fahmi Idris.
Terakhir, debat capres putaran ketiga dengan tema NKRI, demokrasi dan otonomi daerah pada 2 Juli dan dipandu oleh moderator Pratikno. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009