Jakarta (ANTARA News) - Sektor tambang menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga mengalami koreksi tajam sebesar 3,07 persen, Selasa.

IHSG BEI ditutup turun 60,642 poin menjadi 1.914,385 dan indeks saham-saham unggulan (LQ45) juga melemah 10,754 poin (2,81 persen) ke posisi 371,439.

"Sektor tambang yang turun 7 persen telah membebani indeks BEI mengalami koreksi tajam," kata Analis Riset PT Paramita Alfa Sekuritas, Pardomuan Sihombing di Jakarta.

Menurut Pardomuan, turunnya sektor tambang ini pengaruh dari prediksi Bank Dunia bahwa perekonomian dunia yang minus 2,09 persen dibanding sebelumnya yang minus 1,17 persen.

"Kondisi ini langsung direspon pasar komoditi dunia yang mengalami penurunan, terutama harga minyak dunia yang kembali merosot ke kisaran harga 66 dolar AS per barel," katanya.

Pardomuan juga mengatakan bahwa turunnya harga minyak dunia ini telah memicu harga saham Bumi Resources anjlok Rp190 menjadi Rp1.660, Adaro Energy terkoreksi Rp100 ke posisi Rp1.080, Antam melemah Rp120 ke level Rp1.850 dan Tambang Batubara Bukit Asam turun Rp600 ke harga Rp10.300.

Penurunan indeks BEI ini, lanjutnya, tidak sendirian karena bursa kawasan Asia sebagian besar juga terpengaruh dari kekhawatiran penurunan ekonomi dunia dan melemahnya pasar komoditi.

Beberapa bursa kawasan Asia yang melemah diantaranya bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 yang turun 276,65 poin (2,82 persen) ke level 9.549,61, bursa Hongkong turun 521,18 poin (2,89 persen) ke posisi 17.538,36 dan bursa Singapura yang melemah 40,819 poin (1,80 persen) menjadi 2.226,10.

"Kekhawatiran ekonomi dunia masih menjadi perhatian investor saham dunia dan pasar masih akan tergantung sidang FOMC (Federal Open Market Committee) mendatang," kata Pardomuan.

Menurut dia, jika FOMC menaikkan suku bunga "The Fed" yang saat ini sebesar 1 persen akan membuat pasar saham dunia akan kembali tertekan, jika tidak maka bursa dunia akan kembali menguat, termasuk indeks BEI.

Pada perdagangan Selasa ini saham yang mengalami penurunan sebanyak 199 jenis dibanding yang naik hanya 25 dan 27 tidak berubah harganya.

Transaksi yang terjadi sebanyak 109.077 kali dengan saham yang diperjualbelikan sebanyak 7,398 miliar lembar dengan nilai Rp4,090 triliun. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009