Saya pikir ada aksi ambil untung dari investor ketika produsen tidak memiliki cukup untuk menjual untuk benar-benar menghentikan reli

Chicago (ANTARA) - Emas turun lagi untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor mengambil untung dengan emas lebih lanjut tertekan rencana di beberapa negara untuk melonggarkan pembatasan yang diberlakukan untuk mengekang virus corona.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 1,6 dolar AS atau 0,09 persen, menjadi ditutup pada 1.722,2 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, emas berjangka jatuh 11,8 dolar AS atau 0,68 persen menjadi 1.723,8 dolar AS per ounce. Emas berjangka juga turun 9,8 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.735,6 dolar AS per ounce pada akhir pekan lalu.

"Ini sudah bersaing ketat antara 1.700 - 1.730 dolar AS; pembeli di bawah tetapi penjual di atas," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia di BMO.

"Saya pikir ada aksi ambil untung dari investor ketika produsen tidak memiliki cukup untuk menjual untuk benar-benar menghentikan reli, terutama dengan penutupan tambang dan kemacetan pasokan lainnya."

Dolar yang lemah juga memberi emas beberapa dukungan, mencegahnya jatuh besar. Indeks Dolar AS turun 0,16 poin, atau 0,16 persen ke level 99,89 pada pukul 17.50 GMT.

Data pada hari sebelumnya menunjukkan kepercayaan konsumen AS jatuh mendekati level terendah enam tahun pada April dan pandemi itu sangat membatasi aliran barang antar negara, dengan ekspor dari Amerika Serikat runtuh dan impor dari negara lain terus menurun.

Pasar saham di seluruh dunia berhasil naik pada Selasa (28/4/2020), tetapi tindakan dan peringatan yang bertentangan pada pandemi virus corona memberikan nada yang tidak nyaman.

Dari Italia hingga Selandia Baru, pemerintah mengumumkan pelonggaran pembatasan. Lebih banyak bagian dari Amerika Serikat yang tampaknya akan memulai kembali bisnisnya, meskipun Inggris mengatakan terlalu berbahaya untuk mengendurkan kuncian ketat karena takut akan wabah kedua.

Penguncian di banyak negara, untuk mengurangi penyebaran COVID-19, telah memukul ekonomi ketika bisnis berhenti, membuat banyak penganggur.

"Setiap penurunan dalam emas akan dibeli dengan cepat ... Negara-negara memberi jaminan seluruh industri. Suku bunga hampir tidak ada. Itu tidak akan hilang dalam waktu dekat," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

"Dengan itu dikatakan normal baru untuk emas adalah 1.700 dolar AS jika tidak lebih tinggi."

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah meluncurkan langkah-langkah stimulus untuk memerangi dampak keuangan dari virus, yang telah menginfeksi sekitar 3,03 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan 210.263.

Emas sebagai salah satu aset safe-haven cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus luas dari bank sentral dan pemerintah karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Investor sekarang akan mencari panduan ke depan dari pertemuan Federal Reserve AS, yang diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan kebijakan pada Rabu waktu setempat. Bank Sentral Eropa akan bertemu pada Kamis (30/4/020).

Logam mulia berjangka lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 1,3 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 15,328 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 18,6 dolar AS atau 2,39 persen, menjadi menetap di 795,6 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas jatuh 9,8 dolar, meski berpeluang terus naik di saat wabah
Baca juga: Emas berjangka naik lagi 7,1 dolar didorong harapan stimulus AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020