Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak turun tajam di bawah 67 dolar AS per barel di perdagangan Asia Selasa, di tengah kekhawatiran mengenai prospek awal pemulihan dari krisis ekonomi global yang masih mencengkram.

Penurunan cadangan minayk dunia juga membebani pasar minyak, sementara menguatnya dolar AS telah mendorong para pedagang mencari keuntungan dari kenaikan kuat dolar dari `rally` saat ini yang menunjukkan kenaikan harga ke level 73 dolar, kata para analis, demikian dikutip dari AFP. 

Pada perdagangan pagi, kontrak berjangka utama New York minyak mentah jenis light sweet pengiriman Agustus turun 1,10 dolar menjadi 66,40 dolar per barel. Kontrak Juli di kisaran 66,93 dolar karena akan berakhir Senin.

Minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Agustus turun 98 sen menjadi 66,00 dolar. Para pedagang mengatakan bahwa kekhawatiran pemulihan ekonomi global mungkin akan lebih lamban dari pada yang diperkirakan, dengan penurunan tajam pada cadangan AS semalam. Bursa Asia di mana juga mengalami pelemahan Selasa.

"Pendorong utama minyak telah melebihi tindakan tradisional dari sekedar pasokan dan permintaan serta telah merubah bentuk ke dalam sebuah kekuatan ekonomi makro yang sewaktu-waktu mengukur keadaan pemulihan global dan pada waktu lainnya menjadi sebuah `safe haven` (tempat berlindung yang aman) dari dolar atau inflasi atau risiko sistemik," kata Phil Flynn dari Alaron Trading.

Harga minyak turun tajam pada Senin waktu setempat, karena kekhawatiran atas krisis ekonomi memudarkan kecemasan tentang pasokan di tengah ketegangan politik di Iran dan serangan pada instalasi minyak di Nigeria.

Bank Dunia Senin, memangkas proyeksinya untuk ekonomi negara-negara berkembang, memperkirakan pertumbuhan hanya 1,2 persen tahun ini, dan memperingatkan perlunya lebih banyak tindakan agar pemulihan terus berlanjut.

"Kekhawatiran umum seputar ekonomi diperkuat dengan peringatan Bank Dunia bahwa prospek untuk ekonomi global masih sangat tidak menentu," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.

Para investor juga mengambil keuntungan setelah dolar menguat. Menguatnya dolar AS menjadikan minyak yang dihargai dengan dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang mempunyai mata uang lebih lemah.

Harga minyak merosot dari rekor tinggi lebih dari 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada Desember karena pelemahan ekonomi telah memangkas permintaan untuk energi - tetapi pasar telah berbalik menguat (rebound).(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009