Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun 80 poin menjadi Rp10.530-Rp10.550 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.450-Rp10.470.
Dirut PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Selasa mengatakan, merosotnya rupiah hingga Rp10.500 per dolar itu di luar dugaan. Karena sebelumnya diperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menjaga rupiah pada kisaran Rp10.000 sampai Rp10.500 per dolar.
BI kemungkinan akan melakukan intervensi pasar agar rupiah kembali berada di bawah angka Rp10.500 per dolar, katanya.
Para pelaku pasar pada perdagangan pagi biasanya membeli dolar dalam jumlah besar sehingga menekan rupiah berada di atas level Rp10.500 per dolar, ucapnya.
Posisi rupiah yang mencapai Rp10.530 per dolar, karena pasar panik, setelah perbaikan ekonomi global masih belum tampak, bahkan cenderung semakin menekan pasar.
"Kita kebablasan, rupiah seharusnya tidak meliwati angka Rp10.500 per dolar AS," ujarnya.
Ia mengatakan, apabila BI jadi melakukan aksi lepas dolar, maka rupiah diperkirakan akan menguat dan kembali di bawah Rp10.500 per dolar.
"Namun kebijakan BI kadang tidak sejalan dengan apa yang diperkirakan, bisa saja BI berdiam diri melihat kondisi pasar lebih jauh dan baru melihat aksinya apabila isu negatif sudah berlalu."
Ia berharap, lancarnya pelaksanaan Pilpres mendatang diprediksi akan mengangkat rupiah kembali menguat.(*)
Pewarta: Ardianus
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009