produksi gas dan minyak bumi di WK Mahakam hingga kuartal I 2020 tetap baik, dan sejauh ini tidak terdampak oleh pandemi COVID-19.
Jakarta (ANTARA) - Produksi gas PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), selaku operator Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur hingga akhir Maret 2020 atau kuartal I 2020 rata-rata mencapai 658,5 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD), di atas target dalam Program Kerja dan Anggaran (RKAP) 2020 sebesar 590 MMSCFD.
Sementara itu, produksi likuid (minyak dan kondensat) mencapai 30,34 ribu barel per hari (bpd), sedikit lebih tinggi daripada target teknis WP&B 2020 yakni 28,43 ribu bpd.
General Manager PHM, John Anis dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa produksi gas dan minyak bumi di WK Mahakam hingga kuartal I 2020 tetap baik, dan sejauh ini tidak terdampak oleh pandemi COVID-19.
Baca juga: Pertamina prediksi konsumsi BBM turun 20 persen akibat larangan mudik
Capaian tersebut berkat penambahan produksi dari sejumlah sumur baru yang selesai dibor pada 2019 dan telah mulai berproduksi pada awal tahun ini, serta upaya pemeliharaan sumur-sumur (work over & well services) yang ada.
"Kami tetap berjuang dan berdoa agar wabah yang tengah merebak ini tidak mempengaruhi kinerja produksi PHM di WK Mahakam, namun ke depan hal yang harus kita cermati dan menjadi keprihatinan bersama adalah dampak penurunan harga minyak mentah dunia terhadap permintaan produksi migas kami," katanya.
Dari sisi pendapatan, menurut John Anis, bagi hasil untuk pemerintah RI adalah 216,58 juta dolar AS, masih di atas target WP&B 2020 yakni 199,37 juta dolar AS.
Baca juga: Minyak AS anjlok 25 persen, Brent jatuh di bawah 20 dolar per barel
Sementara itu, dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja (K3), PHM juga mencatat prestasi yang baik, yakni mencapai 655 hari kerja atau 56.935.201 manhours (pada tanggal 31 Maret 2020 lalu) tanpa Lost Time Injury (LTI) atau tanpa kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja.
Harga minyak mentah dunia telah anjlok hingga mencapai 30 dolar AS per barel, sebagai akibat dari banjir pasokan di pasar ditambah lemahnya permintaan global buntut kebijakan lockdown yang diterapkan banyak negara untuk menanggulangi penyebaran Covid-19. John berharap dalam situasi lemahnya permintaan ditambah harga minyak mentah dunia yang rendah pemerintah bersedia memberikan bantuan kepada industri hulu migas demi mengurangi tekanan.
Sejauh ini, meski mengelola wilayah kerja migas yang telah berada pada fase penurunan produksi secara alamiah, PHM senantiasa berusaha keras dapat memberikan kontribusi yang baik bagi penerimaan negara.
PHM terus berjuang untuk menghasilkan cost efficiency, melalui berbagai inovasi terutama dalam kegiatan pengeboran dan pemeliharaan sumur. Penghematan ini tentunya akan menurunkan pula biaya-biaya yang harus dibayarkan kembali oleh Pemerintah (cost recovery) kepada kontraktor, kata John.
Baca juga: Pertamina Hulu Mahakam tambah 2 sumur baru di Lapangan Tunu dan Peciko
Pada 2020 PHM menargetkan akan mengebor 117 sumur tajak dan 2 sumur eksplorasi (South Peciko dan Tunu Deep East). Hingga Kwartal 1 2020, telah ada 31 sumur yang ditajak. Banyaknya jumlah sumur yang dibor itu merupakan upaya untuk memaksimalkan cadangan hidrokarbon yang tersedia karena cadangan dan produksi dari sumur-sumur yang ada sudah semakin marjinal.
Selain itu, upaya pengeboran tersebut diharapkan dapat menekan laju penurunan produksi serendah mungkin, hingga di bawah 10 persen. Sebagai perbandingan, pada 2019 PHM mengebor 127 sumur tajak dari target 118 sumur. Hal itu merupakan buah dari berbagai inovasi untuk mempersingkat durasi pengeboran dan menghemat biaya. Namun, terdapat peluang bila harga minyak mentah tidak membaik juga, maka jumlah sumur tajak yang akan dibor dapat dikoreksi.
Untuk aktivitas workover & well services, pada 2020, PHM menargetkan 6.028 kegiatan. Sebagai perbandingan, pada 2019 PHM melaksanakan 6.948 pekerjaan pemeliharaan sumur dari target 6.513 pekerjaan. Hal ini juga berkat pengembangan berbagai teknik, seperti penyelesaian sumur (completion) tanpa menggunakan rig (rigless), yang berhasil menurunkan biaya sewa rig pengeboran, ujar John Anis.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020