konfirmasi baru hari ini mayoritas dari Palembang

Palembang (ANTARA) - Kasus positif COVID-19 di Provinsi Sumatera Selatan kembali meningkat dari sebelumnya 130 kasus pada 27 April menjadi 143 kasus per 28 April 2020 dan masih didominasi tambahan dari Kota Palembang.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel, dr Zen Ahmad, Selasa, mengatakan belum ada persebaran COVID-19 ke kabupaten/kota baru meski ditemukan 13 tambahan kasus pada 28 April 2020.

"Kasus konfirmasi baru hari ini mayoritas dari Palembang, Banyuasin, Muara Enim, OKI dan Lubuklinggau," ujar dr Zen Ahmad di Palembang.

Baca juga: Konjen RRT di Medan bantu ribuan masker untuk tenaga kesehatan Sumsel
Baca juga: Positif COVID-19 di Sumsel bertambah menjadi 129 kasus dan meluas

Dari 13 kasus tersebut, sebanyak delapan di antaranya berasal dari Kota Palembang, yakni kasus 133 (perempuan usia 41 tahun), kasus 135 (laki-laki usia 36 tahun), kasus 136 (laki-laki usia 63 tahun), kasus 137 (laki-laki usia 35 tahun), kasus 139 (laki-laki usia 36 tahun), kasus 141 (laki-laki usia 65 tahun), kasus 142 (laki-laki usia 44 tahun), kasus 143 (laki-laki usia 72 tahun) dan semuanya berstatus penularan dari transmisi lokal.

Lalu penularan lokal lainnya yakni kasus 132 (perempuan usia 28 tahun asal Lubuklinggau).

Tiga kasus berstatus imported case, yakni kasus 134 (laki-laki usia 58 tahun asal OKI), kasus 138 (perempuan usia 25 tahun asal Muara Enim) dan kasus 140 (laki-laki usia 31 tahun asal Banyuasin).

Sedangkan kasus 131 (perempuan usia 18 tahun) asal Banyuasin masih diselidiki status penularanya.

"Alhamdulillah kasus konfirmasi sembuh juga bertambah empat pada hari ini, sehingga total kasus sembuh menjadi 22 orang," ungkapnya.

Baca juga: Gubernur Sumsel imbau warga terlanjur mudik isolasi di ODP Center
Baca juga: Polda Sumsel lanjutkan Operasi Kontingensi Aman Nusa II

Namun kasus meninggal juga bertambah satu orang yang merupakan kasus pertama di Banyuasin, kata dia, sehingga total kasus meninggal menjadi empat orang per 28 April.

Melihat terus bertambahnya kasus tersebut, gugus tugas mengimbau masyarakat benar-benar mengikuti imbauan jaga jarak terutama saat kondisi rawan keramaian selama Bulan Ramadhan.

"Jam-jam sebelum berbuka puasa itu rawan orang berkumpul, baik di pasar bedug ataupun tempat memburu takjil lainnya, tentu saja di tempat seperti itu memungkinkan adanya penyebaran COVID-19," kata dr Zen.

Ia mengimbau masyarakat memperhatikan jaga jarak, jangan lupa gunakan masker agar terlindungi dan melindungi orang lain. "Sebab siapa tahu ternyata kitalah yang membawa COVID-19 tapi tidak merasakanya," tegas dr Zen Ahmad.

Sementara dari 143 kasus per 28 April di Sumsel, Kota Palembang (zona merah) mencatatkan kasus tertinggi yakni 84 kasus, disusul Prabumulih (zona merah) 12 kasus dan OKU (zona merah) 10 kasus.

Serta kasus lainnya tersebar di 10 wilayah zona kuning, yakni Kota Lubuklinggau (10), Ogan Komering Ilir (6), Banyuasin (6), Ogan Ilir (4), Muara Enim (2), Musi Banyuasin (1), Pagaralam (1), Lahat (1), Muratara (1), Musi Rawas (1) dari luar Sumsel namun dirawat di Sumsel (4), kesepuluh wilayah tersebut berstatus zona kuning.

Baca juga: Ratusan paket pangan dibagikan Dompet Dhuafa Sumsel bagi dhuafa
Baca juga: Dua kabupaten di Sumsel catatkan kasus pertama positif COVID-19
Baca juga: Sejumlah kabupaten/kota di Sumsel dirikan dapur umum untuk warga

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020