Ada 7.076 nelayan di Padang yang mengurangi frekuensi melaut karena minimnya pembeli dan harga ikan mengalami penurunan sampai 25 persen
Padang, (ANTARA) - Ribuan nelayan yang ada di Padang, Sumatera Barat, terpaksa mengurangi frekuensi melaut dari lima kali sepekan menjadi tiga kali karena turunnya permintaan ikan sejak merebaknya Corona Virus Disease (COVID-19).
"Ada 7.076 nelayan di Padang yang mengurangi frekuensi melaut karena minimnya pembeli dan harga ikan mengalami penurunan sampai 25 persen," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang Guswardi di Padang, Selasa.
Menurut dia, kalau untuk pasokan ikan selama ini tidak ada kendala dan yang menjadi persoalan nelayan adalah berkurangnya daya beli masyarakat sehingga nelayan terpaksa mengurangi intensitas melaut.
"Hal ini tentu berdampak terhadap pendapatan nelayan, terutama nelayan yang menerima upah dari pemilik kapal," kata dia.
Baca juga: Harga hasil laut anjlok, PPNI galang donasi penuhi kebutuhan nelayan
Sebagai solusi, lanjutnya, jika nelayan tersebut masuk kategori miskin akan masuk dalam pendataan Dinas Sosial untuk kemudian mendapatkan bantuan.
Pada sisi lain karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Padang sejak 22 April 2020 masyarakat mengurangi aktivitas berbelanja ke pasar sehingga penjualan ikan semakin turun.
"Harga ikan yang biasanya Rp40.000 per kilogram ada yang turun jadi Rp25.000 per kilogram," ujarnya.
Baca juga: HNSI ungkap kekhawatiran nelayan kecil di tengah wabah Corona
Bila dibanding pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dampak mewabahnya COVID-19 tidak separah dialami nelayan. "Sebab hasil tangkapan tidak ada kendala, selagi melaut tetap ada ikan, masalahnya cuma pada menurunnya pembelian," kata Guswardi.
Sementara salah seorang nelayan asal Air Manis Padang Adnil mengakui sejak mewabahnya COVID-19 penjualan berkurang.
"Biasanya empat kali seminggu melaut, sekarang cuma dua kali karena pembeli sedikit," katanya.
Baca juga: PKS: Alokasikan jaminan pengaman sosial untuk nelayan kecil
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020