"Dari pengamatan langsung di berbagai wilayah dan fakta yang ada di lapangan, dimungkinkan bahwa banyak partai politik yang menyatakan
mendukung (koalisi) SBY-Boediono diduga hanya `gerbong kosong` alias tanpa `penumpang` atau konstituen/kader," katanya di Jakarta, Minggu, usai berkunjung dari berbagai daerah.
FKI-1 merupakan organisasi massa yang berdiri menjelang Pilpres 2004 untuk mendukung kepemimpinan SBY sebagai Presiden RI. Kini, FKI-1 telah memiliki kepengurusan di 33 Provinsi dan 425 Kabupaten Kota.
Rapimnas FKI-1 pada 1-3 Desember 2008 di Jakarta secara bulat
menyatakan dukungannya untuk kembali memenangkan SBY pada Pilpres 8 Juli 2009 mendatang.
Julian Manurung mengingatkan SBY agar segera mengantisipasi masalah itu dengan menginventarisir ulang serta mengevaluasi kinerja seluruh partai politik anggota koalisi.
"Ini memprihatinkan, secara langsung saya melihat, menganalisa dan membuktikan faktanya di lapangan bahwa sejumlah parpol koalisi, yang menjadi anggota Tim Kampanye Nasional (Timkamnas) dan Tim Kampanye Daerah (Timkamda) di berbagai daerah tidak bekerja maksimal, hanya membawa gerbong kosong serta mengandalkan kepopuleran SBY," ujarnya.
Ia menilai, terjadinya perpecahan dan dualisme kepengurusan DPP
sejumlah parpol pendukung koalisi SBY, ternyata berdampak negatif di
daerah-daerah.
Selain itu, Julian Manurung juga mengingatkan agar para pendukung tidak terjebak dengan hasil survei berbagai lembaga survei yang menyatakan elektabilitas SBY masih lebih unggul dibandingkan capres lain.
"Kita tidak ingin pengalaman pahit yang dialami Megawati pada Pilpres 2004 terulang pada kubu SBY," katanya.
Menurut dia, Timkamnas dan Timkamda SBY-Boediono di hampir semua wilayah terkesan kurang koperatif dengan berbagai komponen masyarakat yang ada di daerah, serta kurang melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.
Karena itu, lanjutnya, SBY juga harus mendorong agar Timkamnas dan Timkamda lebih koperatif terhadap berbagai komponen masyarakat di daerah-daerah agar sosialisasi yang diemban benar-benar efektif sampai ke masyarakat, bukan malah mendirikan komponen atau organ baru yang biasanya akan bubar seusai pilpres.
"Silakan cek ke lapangan apa yang saya sebutkan itu. Bahkan saya juga mendengar akan ada ormas atau komponen masyarakat di tingkat pusat maupun daerah yang selama ini mendukung SBY, akan menarik dukungannya di detik-detik hari menjelang Pilpres 8 Juli 2009 karena merasa tidak mendapatkan saluran komunikasi yang positif," katanya.
Julian merasa perlu menyampaikan hal itu karena Ormas FKI-1 yang
dipimpinnya merupakan "embrio" dari Gerakan Relawan SBY, yang ikut
memuluskan SBY menang pada Pilpres 2004.
"FKI-1 bukan ormas yang lahir karena kontrak politik tetapi karena kontrak sosial masyarakat yang ingin terjadinya perubahan nasib rakyat. Maka sejak berdiri, terus aktif melakukan program pemberdayaan masyarakat dalam bidang advokasi," kata Julian Manurung. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Seandainya menang, SBY-Budiono hrs hati-hati menghadapi partai-partai kelas ini. Bukan tidak mustahil mereka akan tetap merengek minta posisi di kabinet, walaupun tidak mendukung sepenuh hati. Masih ingatkan waktu SBY melakukan reshufle kabinet, ada ketua partai yang merengek agar orang-orangnya tetap dipakai. Orang partai tidak perlu disodor-sodorkan, kalau kemempuan dan integritasnya bagus ya pasti dipakai dan kita dukung.