"Jangan lakukan kerusuhan dan huru-hara," kata Yudhoyono di Medan, Minggu ketika mengunjungi dua buah pabrik tahu di ibukota provinsi Sumatera Utara itu, saat berkampanye dengan didampingi ibu Ani Yudhoyono dan putranya Edi Baskoro.
Masalah kerusuhan serta huru hara tersebut, ditanggapi seorang pengusaha tahu bernama Wagimin, yang mengatakan sejak Yudhoyono menjadi presiden pada 2004 hingga saat ini tidak ada kerusuhan ataupun huru hara di kawasan pabrik tersebut.
Namun pada Februari lalu di Medan terjadi aksi kekerasan oleh sejumlah warga setempat yang menginginkan segera dibentuknya sebuah provinsi baru hasil pemekaran provinsi Sumatera Utara yang ingin disebut provinsi Tapanuli Utara.
Kerusuhan tersebut, telah mengakibatkan Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Azis Angkat tewas dan juga beberapa pejabat di lingkungan Polda Sumatera Utara harus dicopot.
Capres Yudhoyono, juga meminta warga Medan yang selama ini sering melakukan tindakan premanisme untuk menghentikan ulah tersebut.
"Premanisme hanya akan mengakibatkan rakyat menderita," katanya.
Sementara itu ketika menyinggung bahan baku tahu berupa kacang kedelai yang masih diimpor, Yudhoyono mengatakan pemerintah akan terus berusaha meningkatkan produksi kacang kedelai.
Sebelumnya seorang pengrajin tahu Wiyatno mengatakan setiap bulan ia membutuhkan kacang kedelai dua hingga tiga ton dengan harga kacang kedelai Rp5.600 per kilogram. Namun beberapa waktu lalu harga kedelai impor dari Amerika tersebut pernah melonjak hingga Rp7.000. (*)
Pewarta: Ardianus
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009