Bangkok (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan pemerintah agar membenahi manajemen pengelolaan pasar tradisional agar dapat bersaing dengan pasar modern.
"Manajemen pasar harus dibenahi. Pemerintah bisa bantu membenahi pengelolaan itu. Bagaimana memperbaiki pasar agar orang mau datang," kata Wakil Ketua Aprindo, Pudjianto dalam kunjungan ke Bangkok, Thailand, Minggu.
Dia melihat saat ini pasar tradisional makin kalah bersaing dengan pasar ritel modern karena tidak bisa membenahi diri.
"Pasar modern itu tidak bisa dihilangkan karena itu kebutuhan zaman," katanya.
Dia mencontohkan beberapa pasar tradisional yang dikelola secara profesional di Jakarta sehingga bersih, aman dan nyaman layaknya mal sehingga dapat mendatangkan pengunjung
"Pasar seperti di BSD, Kota Wisata, Alam Sutra, di Gading Serpong, itu bisa hidup," katanya.
Sedangkan untuk toko kecil, Pudjianto mengatakan pemerintah bisa membantu dengan cara memberikan pelatihan mengenai manajemen ritel yang baik dan benar.
"Mereka tidak tahu manajemen ritel secara total, karena mereka hanya tahu dari pengalaman saja, mengenai inventory (penyimpanan barang) dan rantai distribusi," katanya.
Sementara megenai dana stimulus untuk revitalisasi pasar tradisional sebesar Rp50 miliar, Pudjianto mengatakan, pemerintah bisa menggunakan dana tersebut untuk membangun beberapa pusat distribusi bagi pasar-pasar tradisional.
Senada dengan Pudjianto, Ketua Harian Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, agar pemerintah membenahi pengelolaan pasar tradisional sehingga lebih profesional yang pada akhirnya membuat pasar tradisional mampu bersaing dengan pasar modern.
Dia melihat selama ini pengelolaan pasar tradisional terutama di Jakarta oleh Perusahaan Daerah Pasar Jaya tidak optimal dan profesional sehingga pasar tradisional tidak mampu bersaing dengan pasar modern.
"Mereka (pengelola dari PD Pasar Jaya) biasanya ditunjuk oleh gubernur dan tidak bisa profesional," katanya.
Tutum menyarankan agar pengelolaan pasar tradisional diserahkan kepada kalangan profesional yang mengerti mengelola suatu kawasan perdagangan.
"Pengelola bisa swasta, dan yang penting pemerintah jangan turut campur. Pengelola musti enterpreneur yang tahu dagang," lanjutnya.
Sedangkan Presiden Komisaris PT Sigmantara Alfindo, Djoko Susanto mengatakan revitalisasi pasar yang dicanangkan oleh pemerintah tidak jelas arahnya.
Padahal, lanjutnya, pasar tradisional dan ritel mempunyai peluang yang sangat besar karena Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak yaitu 230 juta orang.
Sebelumnya Tutum Rahanta mengatakan Aprindo menyatakan kesiapan untuk mengelola pasar tradisional supaya mampu bersaing dengan pasar modern. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009