Denpasar (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali mencatat hingga Senin (27/4) sudah 81 orang atau sekitar 41,9 persen pasien positif COVID-19 di provinsi setempat dinyatakan sembuh.
"Hari ini ada kabar baik sejumlah RS dan tempat karantina melaporkan ada tambahan enam orang yang sembuh, yakni lima orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan satu orang karena kasus transmisi lokal," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra saat menyampaikan keterangan pers di Denpasar, Senin.
Baca juga: Pasien sembuh 1.151 orang, 19 provinsi tak ada kasus baru COVID-19
Baca juga: Kasus transmisi lokal COVID-19 di Bali 17,33 persen, sebut Gugus Tugas
Dengan adanya penambahan enam orang yang sembuh dari COVID-19, secara akumulatif jumlah pasien yang sembuh menjadi 81 orang, dari total 193 kasus positif COVID-19 di Provinsi Bali. Sedangkan yang meninggal ada empat orang (dua WNA dan dua WNI).
Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali itu menambahkan hingga Senin (27/4) ada penambahan tujuh kasus positif COVID-19, yakni enam orang yang masuk kategori "imported case" atau karena ada riwayat perjalanan ke luar negeri dan satu orang positif karena datang dari daerah terjangkit di Nusantara.
"Dengan demikian, jumlah akumulatif kasus positif 193 orang dan yang masih dalam perawatan ada 108 orang, 11 di RS rujukan dan tempat karantina yang dikelola Pemprov Bali," ujarnya.
Menurut Dewa Indra, tidak ada satu pun diantara mereka yang dirawat dalam keadaan yang menunjukkan gejala berat atau dalam perawatan intensif. Saat ini para pasien sedang menunggu hasil uji spesimen swab.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Bali bertambah 15 orang dalam 24 jam
Dewa Indra merinci dari 193 kasus positif tersebut, delapan orang WNA dan 185 WNI. Dari 185 WNI itu, 120 orang merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI), tiga orang non-PMI, 22 orang karena riwayat datang dari daerah terjangkit COVID-19 di Tanah Air, serta 40 orang kasus transmisi lokal.
"Yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah transmisi lokal yang mencapai 20,72 persen, yang artinya ada yang terjangkit karena melakukan interaksi jarak dekat dengan pasien positif COVID-19, baik di rumah, di RS maupun di ruang publik," ucapnya.
Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap disiplin menjaga jarak, menggunakan masker, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain transmisi lokal, pemerintah juga memperhatikan masih adanya penambahan angka positif pada WNI dari daerah terjangkit.
"Oleh karena itu, kami berharap agar masyarakat tidak mudik. Jika semua bisa diterapkan dengan disiplin, angka penambahan dipastikan bisa ditekan seminim mungkin," ucap mantan Kepala BPBD Bali itu.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Mimika bertambah menjadi 15 orang
Baca juga: Gugus Tugas: Kasus positif COVID-19 di Bali didominasi "imported case"
Dia menegaskan pencegahan penyebaran COVID-19 bukan hanya tugas pemerintah, namun tugas bersama dengan masyarakat. Untuk itu, masyarakat juga diharapkan terus menjaga kebersihan dan kesehatan, serta rajin berolahraga.
"Hal-hal tersebut bisa meningkatkan imun kita. Kunci satu-satunya saat ini adalah disiplin, karena bagaimanapun COVID-19 telah menyebabkan gangguan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat," kata Dewa Indra.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020