Ketersediaan pupuk bersubsidi sampai dengan saat ini masih aman, dan distribusinya pun aman

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi tercukupi serta distribusinya ke petani dapat berjalan lancar di tengah pandemi COVID-19, serta menjelang musim tanam gadu yang biasanya dilakukan pada Mei-Juni.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menyebutkan penyaluran pupuk bersubsidi telah mencapai 37,4 persen dari total alokasi yang ditetapkan Pemerintah sebesar 7,9 juta ton pada 2020.

"Ketersediaan pupuk bersubsidi sampai dengan saat ini masih aman, dan distribusinya pun aman, karena menyangkut masalah ketahanan pangan," kata Sarwo Edhy di Jakarta, Senin.

Berdasarkan data hingga 19 April 2020, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sebesar mencapai 2,9 juta ton atau sebesar 37 persen dari total alokasi pupuk tahun 2020 sebanyak 7,9 juta ton. Berdasarkan target penyaluran per bulan, realisasi pupuk bersubsidi tersebut mencapai 97 persen.

Daerah dengan realisasi penyaluran pupuk subsidi terbesar, yakni Jawa Timur sebanyak 674.345 ton; Jawa Tengah sebanyak 546.034 ton; dan Jawa Barat 402.597 ton.

Sementara itu, PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai BUMN yang ditugaskan untuk menyalurkan pupuk subsidi Nasional, mendorong petani untuk meningkatkan produktivitas hasil panennya melalui penggunaan pupuk yang berkualitas.

"Kami selalu berusaha menghasilkan produk ataupun layanan yang bisa membantu petani untuk meningkatkan produktivitas hasil panennya, karena untuk mendukung ketahanan pangan," kata Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana.

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam situs resminya, memaparkan bahwa pentingnya penggunaan pupuk bagi tanaman yaitu meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan serta perkembangan tanaman yang sudah dibudidayakan.

Berbagai macam jenis pupuk bersubsidi yang biasanya digunakan petani, masing-masing memiliki manfaat tersendiri. Contohnya urea, terbuat dari campuran gas amoniak dan gas asam arang. Pupuk bersubsidi ini menjadi salah satu yang paling banyak digunakan petani, baik untuk lahan pertanian maupun budi daya.

Selanjutnya, pupuk urea memiliki kadar air yang cukup tinggi, sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman. Adanya kandungan air juga membuat tanaman akan tumbuh hijau.

Pupuk selanjutnya adalah SP-36, yang memiliki manfaat menambah unsur hara fosfor pada tanaman. Dengan pupuk ini, buah yang dihasilkan akan lebih banyak dan kualitas biji menjadi lebih baik.

Lalu, ada pula pupuk ZA yang memberikan manfaat memperbaiki kualitas tanaman dan menambah nilai gizi. Jenis lainnya, yakni pupuk NPK memiliki manfaat memperkuat tumbuhnya akar, sehingga mudah menyerap zat hara di tanah. Dengan begitu tanaman tidak tumbuh secara kerdil.

Terakhir, ada pupuk organik yang terbuat dari sisa makhluk hidup seperti pelapukan kayu, kotoran hewan dan sebagainya. Penggunaan pupuk ini dapat menjaga tanah tetap subur dan mencegah erosi.

Saat ini, Pupuk Indonesia juga tengah berfokus pada pengembangan produk pupuk dengan berbagai komposisi untuk berbagai jenis tanaman, misalnya pestisida, benih, hingga pupuk hayati untuk memperbaiki struktur tanah.

"Produk-produk lainnya yang terus kita kembangkan, seperti pestisida, benih, hingga pupuk jenis ecofert yang sebetulnya sangat dibutuhkan petani karena membantu memperbaiki struktur tanah," kata Wijaya.

Baca juga: Produsen pupuk siap jaga produksi untuk ketahanan pangan
Baca juga: Mendukung ketahanan pangan saat pandemi lewat penyediaan pupuk
Baca juga: Kementan catat serapan pupuk bersubsidi hingga Maret 21 persen

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020