Padang (ANTARA News) - Korban tewas akibat ledakan tambang batu bara di Ngalau Cigak, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar) bertambah satu orang lagi, Nopriadi (19), sehingga jumlahnya menjadi 32 orang memasuki hari ke empat pascatragedi naas itu.

Nopriadi meninggal dunia, Kamis sekitar pukul 23:00 WIB setelah mendapatkan perawatan intensif selama dua hari di RSUP M Djamil Padang. Jasad korban Jumat pagi telah dibawa pihak keluarga ke kampung halamannya di Tanjung Ampalu, Kabupaten Sijunjung.

Kepala Bidang Pelayanan Medik, RSUP M Djamil Padang, dr. Irayanti ketika dikonfirmasi, Jumat, membenarkan korban meninggal dunia setelah dirawat intensif di RUSP M Djamil Padang, sejak Rabu.

Korban juga sempat mendapatkan perawatan di RSUD Sawahlunto pasca-dievakuasi dari ledakan gas metan di lobang tambang batu bara tersebut, kemudian dirujuk pada Rabu (17/6) sore.

Irayanti menjelaskan, dari informasi dokter yang merawatnya, bahwa luka bakar yang dideritanya berada pada stadium sulit diantisipasi atau kadarnya mencapai 70 persen.

Namun, Rizon Febri (28) korban tambang meledak yang terjadi pada Selasa (16/6) itu, masih dirawat intensif di ruangan ICU RSUP M Djamil, karena luka bakar 65 persen pada bagian kepala dan dadanya dengan grade 1-2.

Irayanti menjelaskan, saat ini korban harus mendapat bantuan pernafasan dengan alat bantu pernafasan dan hingga masih belum sadar. Korban yang belum menyadarkan diri itu, juga dirujuk dari RSUD Sawahlunto pada sejak Rabu siang.

Selain itu, korban yang dirawat intensif di RSUP M Djamil Padang, Syaiful (19) warga Tanjung Ampalu, Kabupaten Sijunjung, dirujuk dari RSUD Sawahlunto pada Rabu sekitar pukul 19:00 WIB dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Sawahlunto, yang juga koordinator pada Posko Bencana itu, Adri Yusman, ketika dikonfirmasi melalui telefon genggamnya (HP) membenarkan korban tewas akibat ledakan gas metan menjadi 32 orang.

Selain itu, korban kecelakaan tambang batu bara tersebut, benar tiga orang yang dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, kini tinggal dua orang yang dirawat intensif.

Insiden ledakan tambang pada Selasa (16/6) sekitar pukul 10:00 WIB itu, berdasarkan hasil evakuasi dari dalam lobang tambang telah merenggut 31 korban tewas dan sejumlah korban lainnya mengalami luka-luka.

"Korban yang luka-luka tak semuanya pekerja dan termasuk penjaga kedai (warung) di dekat kawasan lobang tambang itu," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009