sebagai dasar rancangan vaksin

Palembang (ANTARA) - Tim pakar independen terdiri dari Prof Yuwono dan muridnya, Dr Ghifari berencana meneliti sumber penularan COVID-19 di Provinsi Sumatera Selatan menggunakan teknik genotipe.

"Genotipe COVID-19 artinya memetakan tipe urutan (sekuen) asam nukleat (genom atau RNA) COVID-19," kata Prof. Dr. dr Yuwono M.Biomed, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya bidang mikrobiologi kepada ANTARA, di Palembang, Senin.

Teknik Genotipe dilakukan dengan cara mereplikasi DNA (PCR) lalu diurutkan untuk mengonfirmasi diagnosis infeksi COVID-19 (sequencing), teknik ini digunakan untuk melacak dan dapat menyatakan suatu tempat atau orang tertentu sebagai sumber penularan (reservoar).

Selain melacak asal usul, kata dia, Genotipe dapat mengetahui kemungkinan adanya perubahan susunan keseluruhan informasi genetik yang dimiliki sel atau organisme (genom) tersebut, serta dapat memperkirakan kemungkinan rancangan vaksinnya.

Baca juga: Ilmuwan muda minta data genom dan penanganan COVID-19 dipublikasikan
Baca juga: Menristek bentuk konsorsium riset teknologi penanganan COVID-19

Prof Yuwono yang juga Jubir Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel akan berkoordinasi dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang untuk meneliti sampel positif COVID-19 sebagai bahan riset, setidaknya membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mengerjakan 100 sampel dan menganalisa hasilnya.

Menurut dia, genotipe juga bisa digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya kekhususan COVID-19 di Sumsel, timnya berencana menggandeng Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta dalam riset tersebut.

"Ini lebih ke arah riset, untuk jangka panjang sebagai data dasar dalam mengantisipasi pandemi berulang dan sebagai dasar rancangan vaksin," jelas Prof Yuwono.

Baca juga: Kemendikbud dorong perguruan tinggi lakukan riset penanganan COVID-19
Baca juga: Dokter hewan: Perlu riset mendalam penularan COVID-19 ke hewan

Riset Genotipe pernah dilakukan Prof Yuwono pada 2019 saat memetakan sebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan didapatkan hasil bahwa jenis virus HIV di Sumsel sama seperti yang ada di seluruh Indonesia, artinya diperoleh dari semua tempat di Indonesia.

Ia menambahkan bahwa teknik genotipe pernah dilakukan untuk mengetahui sumber awal COVID-19 di Wuhan yang awalnya diduga berasal dari kelelawar.

Namun setelah di-genotipe ternyata COVID-19 lebih mendekati atau 95 persen cocok dengan virus covid yang ada di pangolin (Tringgiling China), sementara pencocokan dengan kelelawar hanya mendekati 80 persen.

Baca juga: Riset: Jakarta, Jabar, dan Banten paling rentan terhadap COVID-19
Baca juga: Indonesia ikut riset gabungan penemuan obat COVID-19
Baca juga: 74 negara terlibat dalam upaya menemukan obat COVID-19

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020