Jakarta (ANTARA News) - Para pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tergabung dalam Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) menyatakan dukungannya untuk Susilo Bambang Yudhoyono yang maju kembali sebagai calon presiden periode 2009-2014.
Dukungan tersebut disampaikan oleh Ketua PWRI, Rohadi, pada acara silaturahmi PWRI dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
"Semalam sepakat teman-teman merekomendasikan, `lanjutkan`," ujar Rohadi.
Selama pemerintahan Presiden Yudhoyono, ia memaparkan, pensiunan PNS telah empat kali menikmati kenaikan gaji.
Rohadi menyebutkan ketika ia pensiun pada 2005, ia menerima gaji Rp1,6 juta, dan saat ini ia menerima pensiun sebesar Rp2,25 juta.
"Kesejahteraan kami naik setahap demi setahap," ujar Rohadi yang langsung diikuti oleh tepuk tangan sekitar 100 anggota PWRI yang hadir.
Dalam sambutannya, Rohadi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Yudhoyono yang juga Pembina Utama PWRI atas upayanya meningkatkan kesejahteraan pensiunan. Ia juga mendoakan agar Yudhoyono dapat terpilih kembali sebagai presiden untuk lima tahun mendatang.
Tidak hanya menyampaikan dukungan, Rohadi dalam sambutannya juga menyampaikan permintaan agar pemerintah tidak hanya memberikan gaji ke-13 untuk PNS tetapi juga gaji ke-14, karena bonus gaji ke-13 habis digunakan para pensiunan untuk biaya mendaftarkan anak ke sekolah.
Ia juga meminta agar organisasi PWRI diberi status hukum yang jelas sehingga biaya operasional dapat ditanggung oleh APBN.
"Semua peserta rakernas yang mewakili Indonesia saat ini sangat sungguh-sungguh meminta Keppres serta alokasi anggaran operasional dapat terwujud pada saatnya, sebelum akhir jabatan Bapak Presiden yang pertama habis," tuturnya.
Menanggapi dukungan para pensiunan, Presiden Yudhoyono mengatakan, hak pilih berada di tangan para pensiunan untuk memilih satu di antara tiga calon presiden yang akan berlaga pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009.
Kepala negara hanya mengingatkan agar para pensiunan menggunakan hak pilih mereka dan jangan sampai tergoda untuk menjadi golongan putih yang tidak memanfaatkan hak pilih mereka.
"Memilih siapa saja, kemerdekaan ada di Bapak dan Ibu sekalian. Gunakan hak pilih karena itu pilihan rakyat, dengan demikian mantap kehidupan bernegara di negeri kita," ujarnya.
Presiden kemudian meminta dukungan dan doa kepada para pensiunan agar pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin membesar sehingga pemerintah mampu semakin menyejahterakan rakyat, termasuk para pensiun.
Di akhir pidato presiden, salah satu anggota PWRI yang duduk di barisan belakang meneriakkan kata "lanjutkan."
Presiden lalu menanggapi teriakan itu dengan canda, "Saya tahu, yang dilanjutkan itu naik gajinya."
Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) merupakan organisasi bagi para pensiunan pegawai negeri sipil yang beranggotakan sekitar 2 juta orang di seluruh Indonesia.
Silaturahmi PWRI dengan Presiden merupakan pembekalan bagi para anggota Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PWRI yang akan dilanjutkan oleh Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) pada 17 sampai 20 Juni 2009.
Beberapa materi yang dibahas pada rakernas itu adalah masalah status hukum PWRI yang sampai saat ini belum ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya kepastian status hukum, PWRI berharap biaya operasi PWRI dari tingkat pusat dan daerah dapat ditanggung oleh APBN.
PWRI telah berupaya memperjuangkan status hukum dan telah mendapatkan komitmen pemerintah untuk mengeluarkan Keppres yang akan dikaji menjadi bentuk undang-undang.
PWRI dalam rakernas itu juga membahas Kartu Tanda Anggota (KTA) multiguna yang bermanfaat untuk kesejahteraan para pensiunan serta keanggotaan pasif tanpa perlu mendaftar bagi pensiunan pegawai negeri sipil. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009