Jakarta (ANTARA News) - Ketidakpastian pasokan gas masih mengancam upaya pemerintah mengoptimalisasi produksi pupuk, khususnya urea, di dalam negeri, yang tahun ini ditargetkan mencapai sekitar tujuh juta ton.
Direktur PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Hidayat Nyakman, di sela-sela kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat, Rabu, mengakui belum mendapat kepastian pasokan gas yang sesuai untuk memenuhi target produksi pupuk urea yang optimal tahun ini.
"Tahun 2009 kami menargetkan produksi pupuk urea sekitar 2,7 juta ton dari target produksi pupuk urea nasional yang ditetapkan pemerintah sekitar tujuh juta ton. Itu merupakan target produksi yang tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Untuk mencapai target produksi urea sebesar 2,7 juta ton tersebut, kata dia, PKT membutuhkan pasokan gas sekitar 97 juta mmbtu.
"Dari total rencana produksi pupuk urea tahun ini, sekitar 2, 144 juta ton akan dialokasi untuk pupuk urea bersubsidi di 18 propinsi yang menjadi tanggung jawab PKT," kata Hidayat.
Pada tahun lalu, PKT memproduksi pupuk urea sekitar 2,5 juta ton dan sekitar 1,8 juta ton diantaranya dipasok untuk pupuk urea bersubsidi. Pada 2008, menurut Sekretaris Perusahaan PKT Waluyo Utomo, pihaknya mendapat pasokan gas sekitar 95 juta mmbtu.
"Tahun ini pasokan gas untuk memenuhi target produksi pupuk urea sebesar 2,7 juta ton itu sendiri belum dapat kepastian," ujarnya.
Dirut PKT Hidayat Nyakman mengatakan sejauh ini pemerintah cq Wapres telah memerintah departemen dan instansi terkait untuk memenuhi kebutuhan gas pabrik pupuk agar target produksi urea sebesar tujuh juta ton bisa terpenuhi.
"Apalagi pemerintah telah mengumumkan bahwa alokasi pupuk urea bersubsidi naik menjadi 5,5 juta ton dari tahun lalu sebesar 4,5 juta ton. Dengan peningkatan alokasi pupuk bersubsidi itu, pemerintah mengharapkan tidak ada lagi kelangkaan pupuk urea di dalam negeri," ujarnya.
Fokus Lima Propinsi
Lebih jauh Direktur Pemasaran PKT IB Agra Kusuma mengatakan pihaknya akan lebih fokus dan menjaga pasokan pupuk di lima propinsi yang selama ini menjadi lumbung padi nasional dengan penyerapan pupuk yang besar yang menjadi tanggung jawab pihaknya yaitu Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, dan Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Lima propinsi tersebut termasuk lumbung padi yang memberi kontribusi terhadap surplus beras tahun ini, sehingga kebutuhan pupuknya harus lebih diperhatikan," katanya. Walaupun diakui Agra, pihaknya tetap memperhatikan dan mengamankan pasokan pupuk urea di 13 propinsi lainnya yang menjadi tanggung jawab PKT.
Ditambahkan Kepala Kompartemen Pemasaran Wilayah II PKT, Adam Arifin, pada 2009 memperkirakan kebutuhan dan pasokan pupuk di lima propinsi tersebut akan meningkat. Jatim misalnya naik dari 1,2 juta ton menjadi 1,3 juta ton, Sulsel dari sekitar 290 ribu ton menjadi sekitar 300 ribu ton.
Demikian pula dengan alokasi pupuk urea bersubsidi di NTB akan naik dari 120 ribu ton menjadi sekitar 150 ribu ton, Bali stabil sekitar 50 ribu ton, dan Kalsel sekitar 49 ribu ton.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009