Sawahlunto (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membeirkan santunan kepada keluarga korban ledakan tambang batubara di Sawahlunto senilai Rp175 juta yang diserahkan gubernur Gamawan Fauzi.
Santunan diserahkan Kamis di komplek PT. AIC di perbatasan Sawahlunto dengan Kabupaten Sijunjung, berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi ledakan yang menelan korban jiwa itu.
Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi saat menyerahkan secara simbolis santuan pada kelaurga korban tewas akibat ledakan gas metan itu, menjelaskan bahwa santunan Rp5 juta untuk keluarga korban tewas dan sebesar Rp2 juta korban luka-luka.
"Kita ikut prihatin dan belasungkawa atas peristiwa kecelakaan tambang batubara ini, ke depan hendaknya tak terjadi lagi" katanya.
Dalam kesempatan penyerahan santunan korban ledakan gas metan itu, tampak hadir Wakil Ketua DPD RI, Irman Gusman, Walikota Sawahlunto, Amran Nur dan Bupati Sijunjung, Darius Apan serta jajaran instansi.
Gamawan mengatakan, pada hari kedua pasca kejadian Sekda bersama sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sudah ke lokasi guna mendapatkan data korban sehingga saat ini diserahkan santunan.
Menurutnya, santunan yang diberikan bentuk keprihatinan hendaknya dapat meringankan keluarga korban dan diminta untuk tetap tabah dalam menghadapi musibah ini.
Setelah menyerahkan santunan terhadap perwakilan korban, rombongan langsung meninjau lokasi tambang batubara yang meledak di Ngalau Cigak yang berjarak sekitar 10 km dari kota arang itu.
Upaya evakuasi terhadap pekerja tambang sudah dinytakan tuntas pada Kamis (18/6) pagi dan arena kejadian ledakan gas metan sudah dipasang garis polisi.
Data akhir posko penanggulangan bencana Pemko Sawahlunto menunjukan sebanyak 31 korban tewas dan sembilan korban luka-luka, di antaranya lima orang masih terbaring di RSUD Sawahlunto dan tiga orang di RSUP M Djamil Padang.
Rombongan gubernur Sumbar, juga membezuk langsung para korban luka-luka yang masih terbaring di ruang IGD RSUD Sawahlunto, setelah menyerahkan santunan tersebut.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009