Lagos, (ANTARA News) - Kelompok militan utama Nigeria, Rabu mengatakan, telah menghancurkan pipa utama minyak mentah milik Royal Dutch Shell sebagai kelanjutan kampanye kelompoknya terhadap perusahaan-perusahaan minyak asing.
Serangan-serangan MEND "kelanjutan dari ... kampanye kami untuk melumpuhkan seluruh ekspor minyak dan gas dari Republik Federasi Nigeria ... menghancurkan dengan peledak tinggi saluran utama minyak mentah di negara bagian Bayelsa milik Shell," ujar kelompok dalam sebuah pernyataannya, demikian dikutip dari AFP.
Saluran pipa ke terminal ekspor Shell, Forcados, yang sebelumnya pada Rabu perusahaan mengatakan tidak akan melanjutkan operasi untuk dua bulan karena keterlambatan perbaikan pipa utama lain yang dirusak oleh vandalis.
Gerakan untuk kemerdekaan Delta Niger (MEND) telah meningkatkan sejumlah serangannya pada fasilitas minyak internasional di Nigeria selatan sebagai bagian dari kampanye untuk mendapatkan apa yang disebut distribusi adil dari daerah kaya minyak untuk masyarakat setempat.
MEND awal bulan ini menyatakan sebuah kampanye baru terhadap perusahaan-perusahaan minyak dan melakukan beberapa serangan di instalasi fasilitas minyak milik perusahaan AS Chevron.
Shell menjadi target serangan kelompok militan di Nigeria selatan selama tiga tahun, memaksanya untuk menutup beberapa fasilitas dan beberapa kali menangguhkan kewajiban kontrak pada pelanggannya.
Pada Februari, Shell menyatakan Force Majeure pada pengiriman dari terminal utama Nigeria, Bonny, karena meningkatnya serangan kelompok militan terhadap fasilitas-fasilitas utama.
Kerusuhan di Delta Niger telah mengurangi produksi minyak secara substansial, meletakkan tekanan pada penghasilan ekspor penting.
Produksi harian minyak di Nigeria saat ini 1,8 juta barel, menurut laporan terbaru Juni dari Badan Energi Internasional, lebih rendah dari 2,6 juta barel pada 2006.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009