Jakarta (ANTARA) - Olympic Solidarity telah menaikkan dana bantuan sebesar 25,3 juta dolar AS (sekitar Rp 390 miliar) untuk National Olympic Committee (NOC) dan atlet yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo yang pelaksanaannya diundur hingga tahun depan.

Tambahan anggaran tersebut ditujukan untuk meringankan beban NOC atas penundaan Olimpiade 2020 selama setahun yang justru memunculkan masalah baru, terutama terkait anggaran.

Bukan hanya tuan rumah Jepang yang pusing karena harus menanggung biaya tambahan, NOC dan para atlet dari tiap negara pun menjadi pihak yang terdampak atas penangguhan tersebut.

Baca juga: Penyelenggara: Olimpiade Tokyo tidak mungkin tunda lagi

Baca juga: Anggota komite Olimpiade 2020 positif terinfeksi virus corona

Olympic Solidarity didirikan oleh Komite Olimpiade Internasional pada 1961 dengan tujuan utama untuk mengatur bantuan bagi seluruh NOC yang disalurkan lewat berbagai program dan beasiswa.

Dikutip dari laman resmi Olimpiade, Minggu, dana bantuan dari Olympic Solidarity yang dialokasikan kepada program subsidi IOC untuk partisipasi dari NOC di Olimpiade itu kini mencapai total 57 juta dolar AS (sekitar Rp880 miliar).

"Sebagai respon atas kebutuhan anggaran yang meningkat akibat penundaan Olimpiade Tokyo, Olympic Solidarity telah meningkatkan anggaran yang dialokasikan bagi NOC yang berpartisipasi di Olimpiade dari 46 juta dolar AS (sekitar Rp710 miliar) menjadi 57 juta dolar AS (sekitar Rp880 miliar)," tulis IOC dalam pernyataan resminya.

Sebesar 10,3 juta dolar AS (sekira Rp160 miliar) akan dialokasikan kepada NOC setiap negara untuk keperluan kontingen yang berangkat ke Olimpiade Tokyo yang digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021.

Dana bantuan untuk NOC itu digunakan mencakup biaya perjalanan dan akomodasi kontingen menuju dan selama Olimpiade nanti. Biaya bantuan tersebut akan diberikan kepada NOC berdasarkan aplikasi mereka.

Sementara 15 juta dolar AS (sekira Rp233 miliar) akan disalurkan untuk program atlet yang mencakup beasiswa untuk atlet partisipan Tokyo 2020, dana hibah tim, dan dukungan kepada atlet pengungsi . Total ada sekitar 1.600 atlet dari 185 negara yang bakal mendapatkan dana bantuan tersebut.

Baca juga: Tanpa vaksin, Olimpiade Tokyo diragukan bisa digelar tahun depan

Baca juga: Olimpian turun tangan rawat pasien COVID-19 di garda terdepan

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020