Mutu Pendidikan di Indonesia Masih Rendah

Pesisir Selatan (ANTARA News) - Tingkat pendidikan pelajar di Indonesia terlihat masih rendah dan kalah jauh dibandingkan siswa negara lain (luar negeri).

Kalau dilakukan uji kemampuan, dipastikan masih kalah jauh, , ibarat tingkat Dasar dan Diploma, kata Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi, saat meresmikan pencanangan Program Wajib Belajar Gratis 12 Tahun untuk Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) di GOR Zaini Zein, Painan, Rabu.

Dia mengatakan, di Indonesia, secara umum masyarakat menghabiskan waktu mengisi ilmu (pendidikan) sekitar tujuh tahun, sedang di luar negeri mencapai 18,5 Tahun.

"Artinya, mereka (luar negeri) sudah benar-benar menganggap pendidikan sebagai kebutuhan yang wajib dimiliki, dan bakal merasa malu kalau kurang," katanya.

Untuk itu, ucap Gamawan, sangat penting rasanya menumbuh kembangkan kepedulian terhadap dunia pendidikan, salah satu langkah adalah menerapkan program pendidikan gratis 12 Tahun ditengah masyarakat.

"Setidaknya, memberikan pemahaman kalau pendidikan minimal dimiliki idealnya sampai SLTA," katanya.

Program pendidikan 12 Tahun sudah dilakukan tiga daerah Kabupaten/Kota di Sumbar, di antaranya Kota Padang Panjang, Kota Pariaman dan Kabupaten Pessel.

"Harapannya, Kabupaten/Kota lain dapat mengikuti pelaksanaan program yang sama di tahun depan, supaya dapat terciptanya pemerataan pendidikan," katanya.

Untuk anggaran pelaksanaan, tambah Gamawan, pemprov bakal mencoba membicarakan bersama jajaran DPRD Sumbar, tentunya bagaimana bisa terciptanya kemungkinan dana sharing antara pemprov dan Pemkab/pemko.

"Pencapaian ini, jelas butuh keseriusan seluruh kabupaten/kota dalam menjalankan program yang sama, kalau tidak, pengakumulasian dipastikan tidak dapat terlaksana," katanya.(*)

7 Januari 2010

sebuah realita yang tak bisa dipungkiri dan ditolak. peningkatan mutu pendidikan di Indonesia bukan didasarkan pada sistem pendidikan itu sendiri tetapi lebih pada formalitas dan proyek semata dan cenderung \'dikarbit\". Pemenuhan SNP aja belum maksimal. Mutu sebenarnya aka mengikuti ketiak Standar sudah terealisasi dan diwujudkan di semua lemabaga pendidikan di Indonesia

0 0 Balas LaporkanHapus
19 Juni 2009

Undang-undang dan aturan pendidikan yang ada sudah memadahi tapi dana untuk pendidikan habis untuk ngenyangin perut oknum pejabat. Kita tunggu dan sabar sampai perut semua pejabat dah kenyang kali baru maju pendidikan kita. Tapi gue mikir lagi nih padahal dia juga punya keluarga dan kroni, jadi sampai kenyang semuakah? Kita tunggu presiden yang tegas ajalah biar bisa basmi kembing-kambing pejabat itu.

0 0 Balas LaporkanHapus
18 Juni 2009

Memang sepertinya kita perlu mawas diri.

Pertama harus dihilangkan koruptor2 dari bumi Indonesia, tarik uang2 mereka yang di LN dari hasil kotor. Pekerjakan orang2 yang berdedikasi. Dul zaman belanda mengapa kita bsa berbuat begitu? Perlu diecvaluasi . Saya mengusulhan pertama kaji dengan metode parasuraman untuk mengukur kepuasan Guru, Murid, ORTU, Yayasan , masy umum dll

0 0 Balas LaporkanHapus
18 Juni 2009

Gak apalah.

Yang terpenting adalah pendidikan AGAMA!

Gak lulus di bumi, di akherat pasti diterima sbg murid tauladan.

Lulus dengan predikat \"SUMMA CUM LAUDE\".

Hadiahnya : dikumpulkan dengan Amrozi, dkk!

0 0 Balas LaporkanHapus