Megawati (22) menyiramkan minyak tanah yang berasal dari kompor minyak miliknya, sekitar pukul 23.00 Wita, di rumahnya, jalan Daeng Tata III, Kelurahan Parangtambung, Kecamatan Tamalate Makassar. Sekujur tubuh Megawati pun mengalami luka bakar sangat serius.
Percobaan bunuh diri ini baru diketahui setelah tetangga korban mendengar suara teriakan minta tolong dari rumah Megawati. Teriakan ini membuat warga sekitar jalan Dg Tata yang tertidur pulas terbangun dan segera menyelamatkannya.
Akibat menderita luka bakar yang sangat parah ini, terpaksa Megawati dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mappa Oudang untuk mendapatkan perawatan medis, sekitar pukul 23.30 Wita. Sebelumnya, tetangganya sempat memberi penanganan.
Aksi nekat Megawati ini, diduga karena termakan api cemburu, apalagi suaminya, Daeng Unjung telah meninggalkannya sejak tiga hari yang lalu.
Tetangga Korban, Daeng Gau, mengatakan tidak mengetahui persis permasalahan yang menimpa keluarga mereka. Ia menduga, ada masalah dalam membina keluarganya, karena akhir-akhir ini memang sering bertengkar dan sudah beberapa hari ini suaminya meninggalkannya. Sementara warga sekitar kompleks ini, banyak yang tidak menyukai perilaku Dg Unjung, yang kesehariannya penjual bakso keliling.
"Sepertinya ada masalah dengan mereka. Sering bertengkar. Megawati sempat lari dari rumah dan saat ini suaminya sudah tiga hari tidak ada dirumahnya, " kata Dg Gau.
Sementara Kepala kepolisan Sektor kota (kapolsekta) Tamalate, AKP Suaib A Majid, juga telah menerima informasi ini dan langsung terjun ke RS Bhayangkara.
"Dugaan sementara, korban percobaan bunuh diri. Karena juga tidak ada saksi dalam hal ini suaminya. informasi yang kami temukan korban bertengkar dengan suaminya karena mencoba meninggalkannya, " kata Suaib
Kondisi korban kini dirawat intensif di ruang Instalasi Rawat darurat (IRD). Menurut dokter RS Bhayangkara yang menanganinya, Hendra, luka bakar yang diderita Megawati sekitar 90 persen dan pihak RS akan segera memasukannya di ruang ICU untuk membersihkan luka bakarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009