Astana (ANTARA News/AFP) - Krisis keuangan global telah memperkecil perbedaan antara negara-negara dan menciptakan peluang untuk membentuk sebuah tatanan dunia baru, kata Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Rabu.
Dalam pernyataan setelah pertemuan dengan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev di Astana, ibukota Kazakhstan, Lula menyeru masyarakat dunia memanfaatkan peluang krisis itu untuk menciptakan sebuah dunia yang lebih adil bagi negara-negara berkembang.
"Saya ingin mengatakan bahwa sebelum krisis, ada banyak negara yang memiliki arti lebih besar daripada yang lain, dan sejumlah negara tidak memiliki arti sama sekali," katanya melalui seorang penterjemah.
"Setelah krisis, semua orang menjadi sama. Kita memiliki kemungkinan untuk menciptakan sebuah tatanan dunia baru dan bersama-sama kita memperbaiki hubungan kita," kata pemimpin Brasil itu.
Lula tiba di Kazakhstan pada Rabu setelah pertemuan puncak pertama antara negara-negara utama ekonomi berkembang BRIC yang mencakup Rusia, India dan China serta Brasil di kota Yekaterinburg, Rusia.
Nazarbayev, pemimpin negara ekonomi terbesar Asia Tengah, ingin memainkan peranan lebih besar bagi pemerintahnya dalam permasalahan dunia.
Menindaklanjuti seruan Lula itu, kedua pemimpin tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan mereka, PBB seharusnya membuka Dewan Keamanan bagi negara-negara berkembang dalam upaya memperkokoh keamanan global.
Mereka mengatakan bahwa pembukaan Dewan Keamanan PBB, yang kini hanya memiliki lima anggota tetap, bagi keanggotaan yang lebih luas merupakan satu-satunya cara untuk membuat badan dunia yang seringkali dikecam itu menjadi "lebih sah dan efektif".(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009