New York (ANTARA News/AFP) - Pemerintah Presiden Barack Obama mengambil tindakan yang tidak biasa dengan meminta "Twitter" menunda rencana penghentian operasi dengan alasan mempertahankan jejaring sosial maya itu sebagai alat komunikasi rakyat Iran, menyusul pemilihan umum ricuh di negeri itu.

Seorang pejabat senior Amerika, Selasa, mengatakan permintaan tersebut menyoroti cara cerdas pemerintah dan kekuatan jejaring sosial seperti "Twitter" dan "Facebook" dalam penyelenggaraan protes terhadap hasil pemilihan umum guna mengatasi larangan pemerintah Iran terhadap media massa di sana.

Langkah ini kelihatan bertolak-belakang dengan upaya terbuka Presiden Barack Obama yang kelihatan tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Iran.

"Twitter" menunda jadwal pemeliharaan Senin, yang mestinya berlangsung selama siang hari di Iran, dan menjadwal-ulang tindakan tersebut untuk Selasa. Jaringan itu menghentikan operasi pukul Selasa, pukul 17:00 (Rabu, pukul 04:00 WIB) untuk apa yang diduga berlangsung selama satu jam.

Washington menyatakan "Twitter" telah diminta menunda penghentian operasi Senin karena layanan blog tersebut dimanfaatkan sebagai "sarana penting komunikasi" di Iran.

Pejabat itu mengatakan kepada wartawan bahwa "Twitter" menjadi lebih penting karena pemerintah Iran telah menutup jaringan komunikasi lain seperti telefon genggam dan surat kabar.

"Satu daerah tempat orang dapat menjangkau dunia luar melalui Twitter. Mereka mengumumkan akan mematikan sistem untuk pemeliharaan dan kami meminta mereka agar tidak melakukan itu," kata pejabat tersebut

Pejabat AS ini mengaku tidak mengetahui siapa di Departemen Luar Negeri AS yang menghubungi "Twitter" tapi jelas itu bukan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.

Pendiri Twitter Jack Dorsey, yang berbicara pada konferensi dua hari di New York mengenai layanan blog tersebut, tak menyebut-nyebut permintaan Departemen Luar Negeri AS tapi mengatakan "Twitter" "menunda sebagian besar penghentian operasi yang dijadwalkan sehingga kami takkan mengganggu apa yang terjadi saat ini di Iran".

Dorsey menggambarkan penggunaan "Twitter" oleh rakyat Iran sebagai "menakjubkan".

"Coba saja pikirkan mengenai apa yang terjadi di sana dan akses yang kita semua miliki untuk menyaksikan ini terurai pada saatnya. Menakjubkan. Luar biasa," katanya.

"Tiba-tiba semua yang sedang terjadi di sana terasa sangat dekat. Itu terasa dapat didekati. Dan itu sungguh penting dan itu benar-benar keberhasilan terbesar `Twitter," katanya.

"Jika `Twitter` pernah mempunyai pengaruh, itu adalah akhir pekan belakangan ini di Iran," kata Jeff Pulver, penyelenggara 140 Character Conference.

Pemrotes di Iran pada Senin memanfaatkan "Twitter" dalam perjuangan menyampaikan keluhan dan menyebarkan pernyataan mengenai bentrokan dengan polisi dan pendukung Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Pesan yang disiarkan di layanan blog tersebut, sebagian memiliki kaitan dengan gambar, mengalir dari Iran kendati ada upaya dari pemerintah di sana untuk menghalangi keluarnya berita seputar protes atas pernyataan Ahmadinejad bahwa ia terpilih kembali secara jujur. (*)

Pewarta: Ardianus
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009