Jakarta (ANTARA) - Laporan munculnya sekawanan Orca, paus yang masih kerabat dengan lumba-lumba, di Perairan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menginginkan kawasan konservasi perairan tersebut benar-benar terus dijaga.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Aryo Hanggono dalam siaran pers di Jakarta, Jumat menjelaskan kemunculan Orca di sekitar TWP Anambas mengindikasikan wilayah perairan itu memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi.
Peristiwa munculnya Orca di Taman Wisata Perairan Anambas ini terekam melalui ponsel Aldi Pratama, seorang nelayan Desa Tarempa Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan sempat viral melalui akun media sosial.
KKP, melalui Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru, menelusuri kebenaran video yang beredar di media sosial dan dibenarkan oleh Aldi, bahwa video tersebut diambil pada 30 Maret 2020 sekitar pukul 12.00 WIB dan terlihat tujuh ekor Orca.
"Dengan kondisi keanekaragaman hayati yang tinggi, sangat tepat bila wilayah ini perlu dilindungi dan dijadikan kawasan konservasi dengan fokus pengembangan konservasi berbasis ekowisata di belahan barat NKRI. Ini menjadi peluang bagi Pemerintah RI. Oleh karenanya, bertolak dari pertimbangan tersebut, saya mendorong Provinsi Kepulauan Riau mengalokasikan sebagian ruangnya untuk konservasi dan diwujudkan dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil (RZ WP3K)," ujar Aryo.
Baca juga: Peneliti katakan penampakan paus pembunuh di Anambas sebuah anomali
Lebih lanjut Aryo menjelaskan sesuai Kepmen KP No.37/KEPMEN-KP/2014 TWP Anambas merupakan wilayah perairan yang dikelola KKP.
Baca juga: Analisa cepat jelaskan alasan paus pembunuh tersesat di Anambas
Kemunculan Orca di perairan Anambas, katanya, perlu mendapat perhatian dan didukung dengan penelitian lebih lanjut karena merupakan fenomena yang langka dan dapat memperkaya data konservasi perairan Indonesia.
Munculnya Orca di perairan Anambas, menurut Aryo, bisa menjadi indikasi bahwa wilayah perairan tersebut subur, banyak sumber makanan yang pada gilirannya dapat meningkatkan sumber daya perikanan sebagai sumber pangan. Sesuai dengan target SDGs 14, artinya Indonesia memiliki aset pangan yang baik.
Penguatan kemitraan kementerian atau lembaga, pemda, peneliti dan NGO serta masyarakat, khususnya di sekitar Kawasan Konservasi Nasional Anambas, menurut Aryo, menjadi tantangan tersendiri untuk menjadikan suatu kawasan konservasi sebagai sumber keanekaragaman hayati untuk pemenuhan pangan serta obat-obatan ke depan. Hal ini juga didukung pemerintah melalui Perpres No 56 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Terpadu Taman Nasional dan Kawasan Perairan Nasional Tahun 2018-2025.
Orca atau disebut juga Paus Pembunuh merupakan jenis mamalia laut yang masih berkerabat dengan lumba-lumba dalam keluarga Delphinidae. Hewan berwarna hitam putih ini tumbuh hingga mencapai 9,8 meter dengan berat 11 ton.
Saat ini Orca masih masuk dalam kategori Data Deficient (DD; informasi kurang) dalam daftar merah International Union of Conservation Nature (IUCN). Orca banyak ditemukan pada perairan yang lebih dingin.
Baca juga: Paus orca kembali terlihat
Kemunculan Orca di Indonesia sempat tercatat di beberapa lokasi lainnya, seperti di Bone Bolango, Gorontalo, pada Tahun 2019, Maratua, Kalimantan Timur, pada Tahun 2018, Selat Makassar pada Tahun 2014, serta terlihat setiap tahun di Bali, Maluku, Papua (Kabupaten Raja Ampat), dan Nusa Tenggara Timur (Laut Sawu).
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020