Sawahlunto (ANTARA News) - Bambang Edi (37), salah satu korban ledakan tambang batu bara di Ngalau Cigak, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar) sempat merayap menghindari semburan api, Selasa.
Ia mengatakan saat terjadi ledakan di lokasi pertambangan batu bara di perbatasan wilayah Talawi, Sawahlunto dengan Koto Tujuh Kabupaten Sijunjung itu, dirinya merayap sekitar lima menit guna menghindari sembutan api yang keluar dari lubang tambang.
"Awak (saya, red) sempat tiarap dan merayap sekitar lima menit untuk menempuh jarak sekitar 200 meter dari lubang tambang," katanya.
Menurut dia, meski sempat menghindar dari semburan api, namun akibat panasnya api itu dirinya mengalami luka bakar.
Bambang Edi menceritakan kejadian itu ketika ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Sawahlunto, Selasa sore.
Dia mengatakan saat kejadian tersebut, dirinya sedang berada di luar lokasi pertambangan, dan duduk di sebuah kedai minuman yang berada di area lubang utama pertambangan itu.
Namun, tiba-tiba terjadi semburan api yang cukup kuat dengan ketinggian sekitar 50 meter ke atas. Akibatnya, sejumlah buruh tambang yang berada di luar lubang pun ikut mengalami luka bakar.
Pria yang kesehariannya mengoperasikan truk pengangkut batu bara itu, saat kejadian sedang menunggu muatan.
Jumlah korban musibah ini yang masuk RSUD Sawahlunto hingga pukul 18:10 WIB, Selasa, meninggal dunia lima orang, meski dari laporan tim SAR di lapangan menyebutkan korban tewas sudah sembilan orang.
Enam orang korban tewas yang ditemukan pertama kali teridentifikasi bernama Can, Salman, Hengki, Cau, Baba dan Ipen.
Sedangkan tiga korban tewas lainnya yang ditemukan belakangan teridentifikasi bernama Roi, Anton dan Nanduk.
Mereka dievakuasi dari dalam lobang pertambangan batubara itu oleh warga masyarakat setempat serta para penambang dibantu tim SAR dan aparat kepolisian.
Sementara itu, korban yang mengalami luka bakar yang masih dirawat di RSUD setempat sembilan orang, satu di antaranya dirujuk ke RSUP M Djamil, Padang.
Menurut seorang petugas produksi pertambangan dari CV Perdana yang enggan disebutkan namanya, pekerja yang masuk ke dalam lubang tambang sekitar 35 orang, serta seorang anak pekerja yang tidak terlihat keluar saat kejadian.
Tim SAR gabungan hingga Selasa malam masih berupaya melakukan evakuasi terhadap pekerja lainnya yang terperangkap dalam lubang tambang itu.
Salah seorang petugas di lokasi kejadian menyebutkan jumlah pasti pekerja yang masih berada di dalam lubang masih simpang siur. Namun yang pasti sembilan korban sudah berhasil dievakuasi keluar dari lubang tambang.
Lubang pertambangan batu bara yang meledak pada Selasa siang itu, merupakan satu dari puluhan lubang tambang batu bara yang dikelola masyarakat setempat.
Lubang tambang batu bara tersebut memiliki kedalaman bervariasi hingga ratusan meter dari permukaan tanah. Bahkan di antaranya bekas lubang tambang milik PT Ombilin, BUMN industri tambang batu bara terbesar di Sumbar yang sudah tidak beroperasi lagi.
Lokasi tambang yang meledak tersebut berjarak lima kilometer dari Kota Sawahlunto, atau 125 km dari Kota Padang.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009