Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada akhir pekan kembali berhasil menguat di menit-menit akhir, sebagaimana yang terjadi pada Rabu (22/4) dan Kamis (23/4) lalu.
Rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen menjadi Rp15.400 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.415 per dolar AS.
"Sentimen dari eksternal bagi rupiah yaitu adanya keraguan yang muncul mengenai kemanjuran obat antivirus Gilead Sciences dalam mengobati COVID-19," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Rupiah melemah dipicu kembalinya kekhawatiran dampak COVID-19
Tadi malam, dokumen yang secara tidak sengaja diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa remdesivir obat perusahaan biofarmasi asal AS, Gilead Sciences, tidak memperbaiki kondisi pasien COVID-19.
Meski demikian, lanjut Ibrahim, sentimen dari domestik mampu membawa rupiah menguat kembali di sore hari.
Pasar mengapresiasi kebijakan pemerintah yang melarang mudik pada saat lebaran Idul Fitri, bahkan apabila melanggar akan mendapatkan denda yang begitu besar dan pidana satu tahun.
"Ini membawa angin segar tersendiri bagi mata uang garuda karena masyarakat mengikuti kebijakan yang diambil oleh pemerintah walaupun kebijakan mudik saat lebaran merupakan sesuatu yang sakral bagi umat islam di Indonesia," ujar Ibrahim.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 38 poin
Di samping itu, kebijakan bauran Bank Indonesia yang diterapkan bersama-sama dengan kebijakan pemerintah juga mengembalikan kepercayaan pasar.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp15.453 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp15.400 per dolar AS hingga Rp15.525 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp15.553 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.630 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020