"Perusahaan dapat memanfaatkan teknologi agar tetap bisa memberikan layanan. Dengan teknologi pula, tidak akan terjadi kontak fisik yang menjadi salah satu metode penyebaran COVID-19," ujar Martoyo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura itu mengapresiasi peluncuran program Layanan Tanpa Kontak Fisik (Lapak Asik) oleh BPJAMSOSTEK.
Baca juga: Akademisi : Penyaluran JHT bantu penguatan keuangan masyarakat
Baca juga: Legislator puji BPJAMSOSTEK tetap salurkan JKM akibat COVID-19
Dengan mekanisme Lapak Asik itu, BPJAMSOSTEK tetap tidak mengabaikan pengurusan jaminan sosial pesertanya meskipun sedang berlaku anjuran bekerja dari rumah.
"Jadi, sebenarnya yang perlu dipahami, bahwa melakukan dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat itu dapat disiasati dengan berbagai cara, di antaranya memanfaatkan kemajuan teknologi," paparnya.
Aspek positif lain dari program Lapak Asik adalah memberikan keselamatan kepada peserta BPJAMSOSTEK agar tidak berisiko tertular virus COVID-19 terutama di daerah yang telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Tidak harus antre sampai berkerumun dan berisiko. Semua bisa dilakukan secara daring (online), hak peserta terlayani dengan baik, namun tetap sesuai protokol keamanan pencegahan virus COVID-19," ucapnya.
Program Lapak Asik BPJAMSOSTEK mulai aktif diterapkan sejak pertengahan Maret 2020, saat wabah virus COVID-19 mulai merebak di Tanah Air. Lapak Asik BPJAMSOSTEK memberikan layanan klaim Jaminan Hari Tua (JHT) pesertanya secara daring.
Melalui Lapak Asik BPJAMSOSTEK, peserta dapat secara mudah melakukan pengurusan klaim JHT, meskipun dari rumah dan menghindari jeratan calo.
Baca juga: BPJAMSOSTEK sesuaikan layanan tanpa kontak fisik untuk Jakarta
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020