"Kami belum menetapkan tersangka karena ini melibatkan rombongan dengan jumlah pengendara yang banyak. Tetapi polisi akan memanggil semua yang terlibat," kata Kapolsek Cisarua AKP Happy Hanafi saat dihubungi ANTARA News di Bogor, Senin.
Ia mengungkapkan hal tersebut menanggapi kasus pemukulan terhadap seorang pengendara mobil Darmawan Edwin Sudibyo (51) yang dilakukan oleh pengendara Moge di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, pada 24 Mei lalu.
Ia mengatakan, hingga Kamis (11/6) pihaknya sudah memeriksa sembilan saksi dalam kasus tersebut.
Menurut keterangan ketua rombongan konvoi adalah Anto Nasution, dan sembilan orang tersebut adalah anggota rombongan yang berada di barisan konvoi paling belakang.
"Saksi-saksi tersebut belum ada yang mengaku. Kalau perlu polisi bisa mengkonfrontir mereka dengan korban," kata Happy Hanafi.
Ditindak tegas
Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Suntana menegaskan, pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pemukulan tersebut.
"Kami akan mengambil tindakan tegas tanpa pandang bulu. Kami selalu mengingatkan para pengendara (Moge) untuk mengikuti aturan dan menghormati pengguna jalan lain," katanya.
Kasus yang semula ditangani oleh Polsek Cisarua ini sudah dilimpahkan ke Polres Bogor.
"Penyidikan yang dilakukan oleh Polsek Cisarua sudah maksimal. Kami juga sudah sampaikan ke pelapor tahap-tahap penyidikan yang kami lakukan," katanya.
Peristiwa pemukulan tersebut terjadi pada 24 Mei 2009 sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika itu Edwin mengendarai mobil Nissan X-Trail dari arah Cisarua menuju Jakarta bersama istrinya, Dian Fara (39), yang tengah hamil lima bulan beserta tiga anak dan ayah mertuanya.
Edwin yang saat itu tengah terjebak kemacetan di kawasan Puncak, dipukul oleh beberapa pengendara Moge karena mobilnya dianggap telah menghalangi laju konvoi mereka yang juga menuju Jakarta.
Selain memukul Edwin, mereka juga menggebrak dan menendang mobil korban sehingga mengalami rusak, dua kaca spion terlepas, washer lampu rusak, dan lecet di badan mobil. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
lebih banyak manfaat ato mudharat buat khalayak luas?
Saya bukan pecinta MOGE tapi bukan pula pembenci MOGE,hanya saja saya peduli. Namun memang betul,kejadian itu seharusnya menjadi \"PR\" bagi pengurus MOGE di tanah air. Apa membuat peraturan bagi anggotanya yang bersikap arogan,atau sanksi tersendiri bagi si pelaku.
Sepertinya mereka melakukan konvoi sekedar \"having fun\" (atau \"show off\"?) dan mengorbankan semua pengguna jalan lain. Belakangan saya dengar isu pemerintah sedang mengkaji pengeluaran ijin bagi moge untuk bisa masuk ke jalan tol.
Kalau hal-hal seperti itu terjadi, saya merasa ketidakadilan terjadi hanya karena membela kepentingan pengguna moge.
Sudah saatnya pengendara moge untuk menghargai hak pengguna jalan lain dan juga mentaati aturan lalu lintas yang juga harus ditaati pengguna lalu lintas lain. Jika dibiarkan, kelakuan pengguna moge mulai ditiru oleh klub-klub motor lain yang lebih kecil (honda tiger, vespa dll) yang juga tidak kalah arogannya.