Bandarlampung (ANTARA News) - Sekretaris Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Lampung Gino Vanollie memprihatinkan tingginya angka ketidaklulusan siswa SMA/SMK sederajat di daerah tersebut akibat kebijakan pendidikan yang tidak pro-siswa.
"Dengan model ujian nasional sekarang ini, belum tentu siswa yang tidak lulus tidak cerdas," kata dia, di Bandarlampung, Senin.
Ia menyebutkan, adanya ketidakadilan dengan memvonis lulus dan tidak lulus hanya ditentukan berdasarkan hasil ujian yang hanya sesaat dan mengedepankan angka-angka.
"Semestinya anak-anak dinilai secara komprehensif, meliputi seluruh proses pendidikan selama tiga tahun, baik dari sisi kognitif, psikomotorif, dan afektif," kata dia.
Gino menambahkan, dengan vonis hanya berdasarkan hasil ujian nasional (UN), secara nyata peran guru untuk melakukan evaluasi terhadap siswa dinafikan.
"Nasib siswa ditentukan oleh alat pemindai yang tidak punya jiwa dan rasa kemanusiaan, padahal salah satu esensi pendidikan adalah memanusiakan manusia," terang dia.
Dengan demikian, tegasnya, selama UN menjadi standar kelulusan maka diskriminasi, tindak kecurangan, manipulasi dan ketidakobyektifan dalam pendidikan akan terus terjadi.
"Solusi ke depan, pemerintah jangan lagi melakukan simplitisme dalam pendidikan, ganti UN dengan sistem ujian yang lebih adil terhadap siswa dengan memberikan penilaian secara menyeluruh dan memberikan apresiasi lebih terhadap proses pendidikan dengan tidak semata-mata mengedepankan hasil," kata dia.
Karena itu, sarannya lagi, kembalikan hak menentukan kelulusan kepada guru atau sekolah.
Sementara itu, dari 70.126 siswa SMA/SMK sederajat yang mengikuti ujian nasional (un) di Lampung, sebanyak 4.305 siswa tidak lulus.
Angka ketidaklulusan tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Tengah yakni sebanyak 1.326 siswa/siswi dari 9.301 peserta UN, kemudian Lampung Utara sebanyak 668 siswa/siswi dari 6.944 orang, dan Lampung Selatan sebanyak 666 siswa/siswi dari 6.897 siswa peserta UN.
Kemudian, Tulang Bawang yang tidak lulus 365 dari 4.705 peserta, Tanggamus tidak lulus 341 dari 8.564 peserta, Bandarlampung tidak lulus 238 dari 14.287 peserta), Lampung Timur tidak lulus 221 dari 7.134 peserta, Lampung Barat tidak lulus 143 dari 3.300 peserta, Kota Metro tidak lulus 123 dari 4.153 peserta, Way Kanan tidak lulus 115 dari 2.738 peserta dan Pesawaran tidak lulus sebanyak 69 siswa dari 2.103 peserta.
Pengumuan kelulusan dilakukan di masing-masing sekolah, dan pihak dinas pendidikan setempat telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terkait adanya siswa yang tidak lulus.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009