Semarang (ANTARA News) - Tim sukses calon presiden-calon wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono (SBY-Boediono) membantah telah melakukan teror politik menjelang Pemilu Presiden 2009, karena tidak pernah melakukan intimidasi dan tekanan lainnya.
"Tidak sependapat jika tim sukses SBY-Boediono dikatakan melakukan teror politik. Dapat dikatakan teror jika melalui intimidasi," kata Dewan Pembina Gerakan Lanjutkan SBY Presiden (GLSP) Hayono Isman, di Semarang, Minggu menanggapi tudingan mantan Rektor Institut Ilmu Pemerintahan (IPP) Jakarta Ryaas Rasyid.
Dalam pernyataannya, Ryaas Rasyid menyampaikan, penggiringan opini publik bahwa Pilpres 2009 berjalan satu putaran merupakan teror politik yang harus dilawan.
Sebab hal itu dinilai mengingkari realitas politik bahwa peluang tiga pasangan capres-cawapres untuk memenangi pilpres sama-sama besar.
Menurut Hayono, harapan pilpres berlangsung satu putaran semata-mata untuk menghembat biaya.
"Jika berlangsung dua putaran, maka biaya yang dibutuhkan sangat besar sekali," ujarnya.
Berdasarkan pertanyaan yang disampaikan kepada masyarakat, katanya, masyarakat berharap pilpres hanya berlangsung satu putaran.
"Untuk itu, salah satu strategi kami untuk menang adalah dengan menggandeng anak muda yang belum bergabung ke dalam parpol.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tak jauh beda manakala dulu PDIP begitu bersemangat menggolkan Pilpres langsung, terkesan menginginkan presiden yang sedang berkuasa langsung terpilih lagi, karena waktu itu Bu Mega Lah yang sedang menjabat presiden RI.
sepertinya tim sukses SBY gak perlu sewot deh. atau segera hentikan saja wacana pilpres satu putaran itu.