Teheran (ANTARA News/AFP) - Presiden bertahan Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Minggu menyatakan hasil pemilihan presiden negeri itu merupakan pukulan bagi "tata menindas", yang menguasai dunia.

Dalam jumpa pers pertamanya sejak menang pemilihan pada kemarin itu, ia juga bersikukuh bahwa kegiatan nuklir Teheran adalah persoalan masa lalu.

"Kesertaan 84 persen lebih pemilih adalah pukulan telak bagi tata menindas, yang menguasai dunia," katanya.

Ahmadinejad juga menolak unjuk rasa marah sejak Sabtu terhadap keterpilihan kembalinya, yang lawan katakan dicapai dengan curang.

Ia menyatakan pemilihan umum itu seperti "pertandingan sepakbola", yang dimainkan dua regu, dengan menambahkan bahwa pecundang seharusnya "merelakannya".

"Kenyataan bahwa ada keberatn dan mempertanyakan hasilnya adalah lumrah. Mereka berpikir akan menang dan siap untuk itu, sehingga mereka marah," katanya merujuk pada pendukung Mir Hossein Mousavi, penantang utamanya, yang kalah dalam pemungutan suara pada Jumat itu.

Pendukung Mousavi turun ke jalan di Teheran dan menentang kemenangan Ahmadinejad, yang mereka katakan curang.

Pada Minggu, polisi dipaksa menembak empat atau lima kali ke udara untuk membubarkan kerumunan pengunjukrasa di Teheran tengah.

Mousavi mengimbau pendukungnya menghindari kekerasan saat melancarkan unjukrasa di Tehran pada Sabtu menentang kekalahannya.

Ia mengatakan, "Pelanggaran dalam pemilihan umum itu sangat parah dan Anda berhak sangat terluka."

"Namun, saya harus menyeru Anda tidak menyakiti pribadi atau kelompok. Anda jangan kehilangan kesabaran dan hendaknya mengendalikan diri. Setiap orang hendaknya menahan diri dari kekerasan," kata pernyataan Mousavi, yang ditempatkan di laman kampanyenya.

Ia berharap polisi memahami alasan pendukungnya berunjukrasa dan mengancam mereka. Ribuan pendukung Mousavi turun ke jalan di Tehran pada Sabtu menentang kemenangan Ahmadinejad, yang mencatat menang besar untuk mengukuhkan masa jabatan keduanya.

Ahmadinejad pada Sabtu diumumkan sebagai pemenang dengan peraihan suara berlimpah dalam pemilihan presiden negeri itu, sehingga menyulut kerusuhan oleh pendukung lawan dan keluhan mengenai kecurangan dari pesaingnya, yang kalah.

Ribuan pendukung Mousavi turun ke jalan kota Teheran sambil meneriakkan "Turun Diktator" setelah hasil ahir memperlihatkan Ahmadinejad meraih hampir 63 persen suara.

Mousavi, mantan perdana menteri moderat, yang pada paginya menyatakan terjadi kecurangan dan memperingatkan hasil penghitungan suara tersebut dapat mengarah kepada "tirani".

Kemenangan Ahmadinejad itu diharapkan meningkatkan posisi tawar negara Islam dan mampu memimpin negara itu ke arah lebih baik.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mutammimul Ula pada Minggu menyatakan kepemimpinan Ahmadinejad selama ini banyak mengubah Iran, baik di dalam negerinya maupun dalam hubungan dengan dunia.

Negara Barat, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, pada Sabtu menanggapi dengan hati-hati pemilihan presiden Iran tersebut.

Ketika ribuan pendukung Mousavi berunjukrasa, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyampaikan harapan hasil pemilihan itu mencerminkan keinginan pemilih.

Menteri Luar Negeri Kanada Lawrence Cannon menyatakan Kanada "sangat prihatin" dengan laporan bahwa pemilihan itu tidak bebas dan adil.

Di Moskow, ketua Komisi urusan Internasional Duma (parlemen) Konstantin Kosachev menyatakan mengharapkan Ahamdinejad menunnjukkan lebih pengertian dan bijak terhadap masyarakat antarbangsa pada masa jabatan keduanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009