Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyampaikan ucapan selamat kepada Mahmoud Ahmadinejad yang terpilih kembali sebagai Presiden Iran.
"Tidak ada yang pantas kita ucapkan selain ucapan selamat kepada Ahmadinejad dan pemerintahan yang baru," kata Din di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, terpilihnya Ahmadinejad pada Pemilu Iran 2009, sudah diprediksi sebelumnya.
Ahmadinejad sangat disenangi rakyatnya karena dia keras pada pihak-pihak yang tidak menyukai Iran. Dia juga merupakan sosok yang sederhana dan sukses membawa kemajuan bagi Iran.
Din Syamsuddin berharap hubungan Indonesia-Iran semakin dipererat karena selain sama-sama negara Islam yang besar, juga sebagai anggota nonblok.
Iran menurutnya juga anggota negara-negara pengekspor minyak (OPEC) terkemuka. Karena itu, Indonesia harus membangun hubungan jangka panjang dengan negara itu.
Di sisi lain, Din Syamsuddin mengungkapkan, pihak AS dan Barat akan menyangsikan terpilihnya Ahmadinejad akan membawa dampak positif bagi proses perdamaian Palestina-Israel, dan stabilitas di Timur Tengah..
"Wacana yang dikembangkan AS, Iran mendukung faksi-faksi keras di Palestina maupun di Irak. Iran dengan program nuklirnya juga dianggap menciptakan ketidakseimbangan kekuatan persenjataan di kawasan Timur Tengah," kata Din.
Oleh karena itu, dia berharap kepada negara-negara Arab untuk mengajak Iran berbicara dengan posisi yang sama, khususnya membicarakan perdamaian Palestina-Israel.
Kepada Amerika, melalui Presiden Barack Hussein Obama diharapkan bisa mengganggap Iran sebagai bahagian dari dunia Islam.
Karena itu Obama mesti membuka lembaran baru dalam hubungan AS-Iran. Demikian pula sebaliknya, Ahmadinejad juga harus bersedia membangun hubungan baru dengan AS di bawah Obama.
Menyangkut pengembangan senjata nuklir di Iran, Din Syamsuddin mengharapkan semua pihak dapat melihatnya secara proporsional.
"Jika untuk kepentingan damai harus diterima. Kalau akan menimbulkan malapetaka harus dilarang. Namun jangan hanya Iran yang dilarang, Israel juga harus begitu. Selama ini ketidakadilan itulah yang terjadi," demikian Din Syamsuddin.
Mahmoud dipastikan terpilih untuk kedua kalinya, Sabtu (13/6), pada Pemilu ke-10 Iran sejak revolusi. Dia meraih 20 juta suara atau 68,8 persen, menyisihkan pesaingnya Mousavi yang meraih 10 juta suara 32,6 persen, dan Mehdi Karroubi serta Rezaie masing-masing 2 persen suara.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009