Namun, tidak menggangu proses distribusi, kata Vice Presidet Communications PT Pertamina, Basuki Trikora Putra, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jabar, Minggu.
Ia mengatakan dari total persediaan LPG sebanyak empat tanki atau 2500 metrik ton, dalam musibah tersebut 500 metrik ton LPG terbakar. Persediaan gas yang tersisa saat ini sebanyak lebih kurang 2000 metrik ton. Sementara, proses pengisian LPG di rumah pengisian mobil pengangkut (filling set) elpiji yang terbakar ditutup untuk keperluan penyelidikan petugas.
"Stok LPG kita masih ada 2000 metrik ton di instalasi yang selamat. Sampai hari ini aktifitas pengisian masih terhambat karena lokasi kejadian masih dilokalisir, tapi kita akan koordinasi dengan pihak terkait untuk mempercepat proses distribusi," kata Basuki.
Menurut Basuki, langkah awal penanggulangan persoalan tersebut tengah dikaji oleh tim teknik dan tim Lingkungan Kerja dan Kesehatan Kerja (LK3) untuk menentukan alternatif pengisian LPG yang rusak akibat terbakar.
"Secepatnya kami akan berusaha mengatasi kerusakan di Makassar yang perlu waktu. Kami tidak ingin berlama-lama karena akan menggangu distribusi elpiji di Makassar," ujarnya.
Kebutuhan gas LPG per hari di Makassar, kata dia, mencapai 170 metrik ton melalui ukuran tabung 3 Kg dan 15 Kg. Pihaknya menjamin proses pendistribusian LPG tidak akan mengalami hambatan dengan terjadinya insiden tersebut.
Kebakaran di Depot Filling Plant LPG Makassar, PT Pertamina (Persero) Regional V Gas Domestik, di kawasan pelabuhan Soekarno-Hatta, jalan Hatta 1 Soekarno, Sabtu (13/6), mengakibatkan satu orang tewas dan tiga korban lain terluka bakar.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009