Jakarta (ANTARA News) - Terpilihnya Mahmoud Ahmadinejad kembali menjadi Presiden Iran menjadi contoh yang baik bagi sebuah demokrasi, kata Direktur Eksekutif Centre for Dialogue of Cooperation among Civilization, Ahmad Mu`ti, di Jakarta Minggu.

Menurut dia, kemenangan Presiden incumbent Ahmadinejad dalam Pemilu presiden yang diumumkan Sabtu lalu dengan perolehan suara 63 persen adalah berkat dukungan dari sebagian besar warga miskin dan kaum konservatif Islam.

Pemilihan presiden yang berjalan cukup lancar dan aman, kata Mut`i juga menjadi simbol kemenangan demokrasi di negeri Islam tersebut.

"Kalau kemenangan Ahmadinejad masih menuai protes melalui aksi demo dari pihak lawannya itu hal yang wajar, apalagi yang mendemo hanya Mousavi, mantan perdana menteri moderat yang dikenal pro-barat," kata dia.

Kemenangan Ahmadinejad tersebut, kata Ahmad, juga mengandung tiga makna, yaitu menunjukkan keberhasilan dia dalam mengkonsolidasikan berbagai kebijakan di negaranya dan sekaligus dia mampu menjadi pahlawan bagi rakyatnya.

Kenapa Ahmadinejad disebut sebagia pahlawan, kata dia, karena kemenangannya banyak didukung oleh warga miskin yang memang menginginkan dia tetap menjadi presiden.

Selanjutnya, kemenangan tersebut juga berarti bahwa kaum konservatif anti Barat masih mendapatkan tempat dan dukungan besar dari warga muslim.

Sedangkan dalam konteks perdamaian dunia global, menurut Mut`i, ajakan Amerika Serikat terutama terkait masalah program nuklir tidak akan mengubah kebijakan dan sikap pemerintah Iran.

Hal itu, sambungnya, terjadi karena Iran memiliki alasan yang tepat, program pengembangan energi nuklir di negaranya tidak dimanfaatkan untuk membuat senjata tetapi untuk kepentingan teknologi sehingga tidak akan berpengaruh atau mengancam negara lain.

Jika ingin mengenakan larangan pengembangan reaktor nuklir, kata dia,seharusnya tidak hanya Iran yang ditekan dan disorot, tetapi juga negara-negara lainnya yang juga memanfaatkan bahan peledak tersebut.

Ahmad Mut`i juga menilai,kemenangan Ahmadinejad, menjadi simbol semakin menguatnya Islam konservatif sebagaimana yang terjadi di beberapa negara lain seperti di Indonesia yang ditandai dengan kemenangan PKS di beberapa daerah dalam pemilu lalu.

Namun demikian, kata dia, kemenangan Ahmadimejad ini juga akan membawa dampak buruk bagi upaya perdamaian Palestina karena Iran diketahui selama ini berada di belakang kelompok Hamas.

"Sebagaimana diketahui, selama ini Hamas sama sekali tidak bersedia untuk diajak berunding dengan Israel, sehingga dengan kemenangan Ahmadinejad akan semakin memperkuat kedudukan Hamas sehingga perundingan semakin sulit mendapatkan titik temu," kata dia.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009