"Kami mogok makan sampai perwakilan pemerintah Australia mau menemui dan mendengarkan kami,"kata salah seorang imigran yang fasih berbahasa Indonesia, Ahmad Ali, Minggu.
Ali dan 45 imigran lainnya mulai melakukan aksi mogok makan Minggu pukul 00.00 WIB.
Menurut Ali mogok makan itu dilakukan karena mereka ingat keluarga yang masih tinggal di Afghanistan yang saat ini dilanda perang.
"Hidup di negara kami sangat berbahaya karena kebutuhan dasar kami yaitu keamanan tidak terpenuhi, maka kami akan berhenti makan sampai pemerintah Australia mau mendengarkan,"tambahnya.
Meskipun seluruh bahan makanan milik imigran tersebut turut dibawa dari Mapolres Kota Bengkulu ke Kantor Imigrasi Klas I Bengkulu, namun para imigran tersebut mengumpulkan dan meletakkan makanan mereka di luar ruangan.
Menanggapi hal ini Kepala Kantor Imigrasi Klas I Bengkulu, Herdiyanto SH mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa atas aksi tersebut.
"Makanan dan minuman mereka memang ditumpuk dan kita tidak bisa berbuat apa-apa,"katanya.
Herdiyanto mengatakan saat ini salah seorang staf International Organization of Migration (IOM) sudah tiba di Bengkulu untuk mengambil langkah lebih lanjut terkait nasib 46 imigran gelap tersebut.
Organisasi yang dibawahi PBB ini akan melakukan tugasnya sesuai prosedur yang berlaku di badan perserikatan dunia itu tentang imigran.
"Kami biarkan dulu di melakukan tugasnya dan besok (15/6) kita akan berkoordinasi dengan Jakarta untuk mengambil lahgkah selanjutnya,"katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009