Sebuah virus kecil yang tidak terlihat telah menggerakkan masyarakat Indonesia untuk bergotong royong membantu sesama

Jakarta (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyatakan, mewabahnya COVID-19 yang melanda Indonesia telah membangkitkan masyarakat untuk mempraktikkan nilai-nilai Pancasila.

"Sebuah virus kecil yang tidak terlihat telah menggerakkan masyarakat Indonesia untuk bergotong royong membantu sesama. Ini membuktikan bahwa Pancasila itu memang berasal dari bumi Indonesia," kata Deputi Pengendalian dan Evaluasi BPIP Rima Agristina dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, membantu tidak hanya dalam bentuk materi saja, tetapi juga optimisme, semangat, dan pada kondisi pandemi ini muncul kreativitas untuk tetap produktif, salah satunya dapat melalui permainan tradisional.

"Ini bisa kita angkat kembali untuk memberikan edukasi kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Kita bisa berkreasi dengan menggunakan peralatan yang ada di rumah untuk dijadikan sebagai alat permainan. Selain itu, para ibu juga dapat berbagi resep tradisional, mencari pengganti makanan pokok yang tetap bergizi dan sehat sebagai bentuk dari ketahanan pangan," ujar Rima, dalam dialog secara online atau webinar pada Rabu (22/4) dengan mengangkat tema "Tetap Produktif Berkarya di Tengah Pandemi" dalam memperingati Hari Kartini.
Baca juga: Laku Pancasila di Tengah Wabah Corona


Dosen Antropologi FISIP Universitas Airlangga Pinky Saptandari mengatakan, perempuan memiliki peran sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari sebagai motor penggerak.

"Secara sadar atau tanpa disadari dengan adanya pandemi COVID-19 ini, sebenarnya masyarakat Indonesia telah melakukan praktik langsung Pancasila. Kita melihat bagaimana masyarakat Indonesia bahu-membahu membantu satu sama lain," ujarnya.

Daya kreativitas para perempuan Indonesia bermunculan ketika partisipasi dalam membantu sesama bukan hanya dalam bentuk finansial, tapi ada banyak hal yang dapat dilakukan dan diberikan.

"Kita melihat bagaimana gerakan perempuan membuat masker dengan kain yang ada, membuat makanan untuk dibagi-bagikan, berbagi pengalaman atau keterampilan, menggalang aksi sosial, dan banyak kegiatan lainnya," ujar Pinky.

Kreativitas tersebut juga muncul dimana seorang ibu memiliki peran penting saat ini dalam menjalankan peran sebagai guru kepada anak-anaknya yang melaksanakan pendidikan secara online.

"Para ibu bisa mengajak anak-anaknya bermain, belajar masak, bernyanyi atau pun bercocok tanam, bagaimana sekreatifnya menciptakan suasana yang menyenangkan walaupun hanya di rumah saja. Ini saatnya untuk mengeratkan kembali hubungan orang tua dengan anak, mendekatkan diri dengan anggota keluarga, yang mungkin tadinya sibuk dengan urusan dan gadget masing-masing," katanya pula.

Dialog dalam rangka Hari Kartini itu akan dilanjutkan dengan mengangkat sosok para Kartini muda masa kini.
Baca juga: Ormas PP dan Indika Foundation deklarasi Gerakan Relawan Cegah Corona


Kreativitas dan produktivitas dalam gotong royong menjadi kekuatan dalam menghadapi masa pandemi, bagaimana masyarakat Indonesia dengan minat dan bakat yang sama berkolaborasi dan menjalankan perannya tanpa memandang tua dan muda untuk gotong royong dalam melawan Corona.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020