Jakarta (ANTARA News) - PT OCBC NISP Tbk akan meninjau kembali target kreditnya tahun ini, setelah melihat sejumlah bank BUMN akan merevisi kredit menyusul makin membaiknya pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"OCBC NISP juga akan merevisi target kredit, setelah beberapa kali menurunkan suku bunga kredit yang sebelumnya telah menurunkan suku bunga deposito," kata Direktur Bank NISP Rama Pranata Kusumaputra di Bandung, Minggu.
Menurut dia, target kredit perseroan pada tahun ini diperkirakan tumbuh berkisar antara lima sampai 10 persen, apabila revisi jadi dilaksanakan maka akan meningkat antara 10 sampai 12 persen.
Meski revisi target kredit dilakukan, perseroan tetap menerapkan sikap hati-hati dalam menyalurkan kredit, ujarnya.
Ia mengatakan, sebesar 70 persen penyaluran kredit yang dilakukan perseroan ditujukan ke sektor retail dan sisa ke korporate.
Karena pada sektor retail pertumbuhan ekonomi masih cukup tinggi khsusunya usaha mikro kecil dan menengah, ucapnya.
Menurut dia, perseroan yang telah menurunkan suku bunga kredit diharapkan permintaan kredit daro nasabah akan meningkat dalam upaya meningkatkan usaha atau membuka usaha baru seiring dengan makin tumbunnya ekonomi nasional.
Apalagi pemerintah mentargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan lebih tinggi mencapai 7 persen, tegasnya.
Indonesia, lanjut dia dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 4,4 persen merupakan pasar potensial bagi asing yang sangat berminat melakukan investasi di pasar domestik.
Karena selisih pertumbuhan bunga rupiah dengan dolar AS masih sangat tinggi sebesarny 7 persen merupakan daya tarik bagi asing untuk bermain di Indonesia, ucapnya.
Sementara itu, Corporate Secretary PT OCBC NISP, Lani G mengatakan, perseroan telah menurunkan suku bunganya yang saat ini mencapai 8 persen dan suku bunga kredit yang bekisar antara 12 sampai 14 persen.
"Kami juga akan berusaha menyesuaikan tingkat suku bunga kredit kembali setelah Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan BI Rate-nya dari 7,25 persen menjadi 7 persen," Ucapnya.
Menurut dia, penurunan suku bunga kredit ini diharapkan akan mendorong dunia usaha mencari kredit baru untuk mendorong pertumbuhan usaha yang melesu, akibat krisis global yang terjadi akhir-akhir ini.
"Kami optimis pertumbuhan ekonomi di dalam negeri akan makin berkembang lebih baik lagi," ucapnya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009