Riyadh (ANTARA News/AFP) - Kelompok perusahaan milik Pangeran Arab Saudi, Alwaleed bin Talal, Sabtu menyatakan bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan dengan Perusahaan Emaar, yang berpusat di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk mengembangkan dan mengawasi pembangunan menara setinggi satu kilometer di Jeddah.
Menara Kerajaan dan Kota Kerajaan Jeddah akan terdiri di atas bangunan seluas 23 juta meter persegi, dan berisi pusat komersial, tempat tinggal dan ruang kantor di lahan seluas 530 hektare di dekat bandar udara internasional Jeddah, kata Kerajaan itu dalam satu pernyataan.
Proyek bernilai 26,6 miliar dolar AS tersebut akan berupa gedung pencakar langit yang berbentuk seperti jarum, lebih tinggi dari bangunan lain yang telah berdiri dan sedang dibangun di dunia.
Gedung tertinggi saat ini, Burj Dubai, yang menjulang di Keamiran Dubai di sebelah timur Arab Saudi, dengan ketinggian 800 meter dan belum selesai, sedang dibangun oleh Emaar.
Menara Kerajaan tersebut pertama kali diungkapkan pada 2003 dan pada 2007 kelompok perusahaan itu mengumumkan bahwa perusahaan pembangunan yang berpusat di AS, Bechtel, akan mengawasi proyek tersebut.
Menurut laporan industri, Bechtel menarik diri awal tahun ini.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Memang anda tw apa sih..
Udah pernah ke saudi belum??
Mungkin sekarang anda benci..
Tapi suatu saat mungkin negara ini, menjadi negara yang paling nada cintai..
Arab Saudi tuh Ngebantuin pesantren2 dan lain2nya klo anda mw tahu..
Tapi mereka mungkin gak suka dipublikasiin..
Gak kaya Amerika..
Siapa yg turun duluan waktu Agresi negara yahudi ke palestina??
Coba Mas Permadi klo ngomong di saring dulu..
Berilmu dululah.. sebelum bicara..
Nanti khawatir terjadi fitnah..
Sudah diberikan limpahan harta karun berupa minyak, malah akan memaksakan diri ingin melampaui kekuasaan Tuhan. Saya sih, ngelus dada saya semoga ngak terjadi bencana besar, ingat dan waspada adalah yang terbaik.
Sudah kaya raya milik pribadi lagi, bersedahlah pada dunia yang miskin dan bantulah negara2 yang kena dampak krisis global.