Kandahar, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Tiga belas orang tewas dalam serangan baru gerilyawan di Afghanistan, termasuk delapan sopir yang ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya dekat sebuah markas militer internasional, beberapa pejabat mengatakan, Sabtu.
Pertumpahan darah baru itu terjadi di tengah meningkatnya kekerasan terkait-gerilya, yang para pejabat militer katakan pada tingkat tertingginya sejak tentara internasional tiba untuk memberhentikan rezim garis keras Taliban pada akhir 2001.
Dalam serangan terakhir itu, sebuah bom di tepi jalan telah dilindas oleh sebuah kendaraan yang melakukan perjalanan antara provinsi Paktya dan Khost di Afghanistan timur, dekat perbatasan dengan Pakistan, Sabtu, dan menewaskan tiga pekerja bangunan Afghanistan, kata jurubicara pemerintah provinsi Paktya.
Warga sipil Afghanistan lainnya, seorang sopir, tewas ketika gerilyawan menyerang konvoi trek di provinsi yang sama, kata pejabat itu, Rohullah Samoon.
Ia mempersalahkan serangan itu pada gerilyawan Taliban yang semakin aktif di Afghanistan dan mendapat dukungan dari para pengikut garis keras yang bermarkas di Pakistan.
Sementara itu, seorang pembom bunuh diri telah meledakkan dirinya di antara kendaraan-kendaraan pengantaran yang diparkir di luar sebuah markas militer internasional di provinsi Helmand di selatan, beberapa pejabat Afghanistan mengatakan.
Delapan supir tewas dan 21 orang luka-luka, kata Abdul Ahad, gubernur distrik Gereshk tempat serangan itu terjadi Jumat malam.
Jurubicara pemerintah provinsi Daud Ahmadi mengatakan sebelumnya bahwa empat supir tewas dan delapan orang yang lain terluka. "Delapan tanki terbakar dan juga empat kendaraan yang lebih kecil yang digunakan oleh para pengawal konvoi itu," katanya.
Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan sekitar 200 meter dari markas tersebut.
Gerilyawan, yang telah meningkatkan serangan mereka terhadap pasukan pemerintah dan asing dalam beberapa bulan terakhir, secara tetap menyerang konvoi yang mengirim bahan bakar dan menyediakan dukungan logistik lainnya pada hampir 92.000 tentara internasional di Afghanistan.
Seorang tentara Inggris juga tewas Jumat di Helmand akibat ledakan dalam operasi di distrik Sangin, kementerian pertahanan di London mengatakan.
Jenderal David Petraeus, komandan pasukan AS di Irak dan Afghanistan, memperingatkan Kamis bahwa ia memperkirakan "bulan-bulan berat" di hadapan negara itu yang akan mengadakan pemilihan presiden Agustus.
"Sepekan terakhir adalah tingkat tertinggi dari insiden keamanan dalam sejarah pasca pembebasan Afghanistan," katanya.
Jumlah serangan yang diprakarsai-gerilyawan meningkat sekitar 60 persen dari Januari-Mei tahun lalu hingga periode yang sama tahun ini, Pasukan Bantuan Keamanan Internasional pimpinan-NATO mengatakan, Sabtu.
"Jumlah serangan itu berbeda-beda secara signifikan di seluruh Afghanistan dengan provinsi Helmand khususnya mengalami peningkatan tertinggi dalam serangan," juru bicara Brigadir Jenderal Richard Blanchette mengatakan.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009