Antrean juga disebabkan karena kekurangan pengemudi

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah Perusahaan Otobus (PO) di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur kewalahan melayani lonjakan penumpang yang akan pulang kampung sehari menjelang Ramadhan 1441 Hijriyah/2020 Masehi, Kamis.

Pantauan di lokasi melaporkan kondisi itu dipicu oleh sebagian besar pegawai yang berprofesi sebagai sopir bus tidak masuk kerja karena ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sementara masyarakat yang hendak pulang ke kampung semakin banyak berdatangan ke Terminal Terpadu Pulo Gebang sejak pagi hingga sore hari.

Antrean sepanjang kurang lebih 30 meter terjadi di beberapa loket PO karena operator menerapkan ketentuan jarak aman selama wabah COVID-19.

Penumpang tidak bisa langsung memasuki ruangan pembelian tiket sebab dibatasi hanya sampai pintu masuk ruangan.

Seorang calon penumpang bernama Narlisman (47) mengatakan petugas PO meminta seluruh pembeli tiket untuk menunggu kedatangan bus.

"Kata petugasnya nunggu busnya datang dulu. Tapi enggak tahu sih sampai berapa lama nunggunya," ujar penumpang bus tujuan Purwokerto itu.

Baca juga: Volume kendaraan keluar Jakarta naik jelang larangan mudik

Baca juga: Jakarta tetap terbuka untuk pekerja yang tinggal di sekitarnya

Baca juga: Tidak ada penyekatan akses ke Jakarta dengan kota penyangga

Sejumlah petugas PO di area pemberangkatan bus menginformasikan bahwa sebagian sopir dibatasi jam kerjanya.

"Ini kaitan sama kebijakan pembatasan kuota penumpang 50 persen dari kapasitas kursi di dalam bus," kata Doni, Pegawai PO Sinar Jaya.

Saat ini petugas terminal sangat selektif memilah pemberangkatan bus di pintu keluar, maksimal 18 penumpang untuk bus berkapasitas 36 tempat duduk.

Kasatpel Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulo Gebang, Afif Muhroji, mengatakan bila sebelumnya hanya 400-500 penumpang per hari, hingga siang tadi melonjak hingga 840 orang yang akan pulang kampung.

"Memang beberapa PO agak kewalahan, keterlambatan bus karena kekurangan pengemudi," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020