Jakarta (ANTARA News) - Artis dan insan perfilman Indonesia banyak yang mengalami kesulitan hidup dalam usia senjanya dan membutuhkan bantuan pemerintah karena mereka tidak memiliki jaminan hari tua.
"Banyak artis senior di Indonesia terlantar, bahkan untuk berobat saja mereka tidak mendapat bantuan pemerintah selain (dana) urunan sesama artis," kata artis senior film layar lebar dan sinetron, Tasman Taher, di Jakarta Sabtu.
Tasman menyontohkan, almarhumah Rita Zahara dulu kesulitan membiayai pengobatannya di rumah sakit dan bukan mendapatkan bantuan pemerintah, tetapi justru dibantu oleh rekan-rekannya sesama artis.
Begitu pula yang terjadi pada Gugun Gondrong dan banyak lagi lainnya yang menjalani pengobatan berkat bantuan para rekan seprofesinya.
Penghargaan bagi artis tua dan "artis pensiun" sangat diperlukan karena selama berkarya mereka berperan mempromosikan seni dan budaya hingga bertindak sebagai agen promosi bangsa ke luar negeri, kata Tasman yang asal Kota Bukittinggi itu.
Di luar negeri, menurut Tasman, artis tua dan yang sudah pensiun dihargai oleh pemerintahnya, bahkan ketika sakit pun mendapat perhatian dan bantuan.
Sementara di Indonesia, artis dielu-elukan ketika ia muda dan masih populer, tetapi ketika sudah usia tua mereka cenderung dilupakan baik oleh masyarakat maupun pelaku bisnis.
Pelaku bisnis entertain sekarang cenderung membayar lebih mahal artis pendatang baru, sedangkan artis senior dihargai lebih rendah, itu ironis.
Tasman menyarankan sebaiknya Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) menjembatani keterlibatan pemerintah dalam menunjang kehidupan artis sehingga artis senior juga mendapatkan penghargaan yang layak.
Artis muda Jian Batari Anwar (19) mengatakan, honor yang diterimanya berdasarkan kontrak yang dibuat dapat memenuhi kebutuhan hidup sendiri hingga biaya kuliah.
Mahasiswi London School of Public Relation semester dua itu mengatakan anggaran keperluannya diatur oleh orang tuanya Tendri (39).
"Seluruh honor main film disimpan dan diatur oleh mama," kata Jian yang pernah main dalam film "Legenda Sundel Bolong", "Mengaku Rasul", "KM 14", "Anakku Bukan Anakku", "Cowok Impian" dan "Fourt Court" itu.
Ia mengatakan, dirinya tidak mempermasalahkan honor yang diterima, dan lebih berkonsentrasi untuk bisa memainkan dengan baik peran-peran yang diberikan sutradara.
Menurut mahasiswi dari Fakultas Komunikasi Massa itu, seorang artis ketika muda harus pandai menabung dan jangan selalu tergantung pada kehidupan artis.
"Persiapan pada hari tua sangat diperlukan antara lain dengan melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi," katanya sebagai bekal untuk menekuni pekerjaan tetap.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009