Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI), Beginda Pakpahan di Jakarta, Sabtu mengatakan bahwa dari pandangan internasional Pemilu Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009 di Indonesia berjalan damai.
Pada Pilpres 2009, ada tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan bersaingan yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, Jusuf Kalla (JK)-Wiranto dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.
Perspektif pihak luar tersebut berdasarkan pengamatan mengenai pilpres secara langsung pada periode 2004-2009, katanya.
Menurut Beginda, artinya dapat dilihat bahwa sistem demokrasi sudah lebih maju dari negara-negara di ASEAN lainnya.
"Kita dapat membandingkan di negara-negara ASEAN mana yang memiliki kebebasan pers dan memiliki Komnas HAM yang baik seperti di Indonesia," katanya.
Kemungkinan pilpres berjalan damai di Indonesia tersebut disampaikan pula oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton saat bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia, Hassan Wirayuda beberapa waktu yang lalu, katanya menambahkan.
Pada Pilpres 2004, saat pilpres secara langsung pertama di laksanakan di Indonesia, banyak pihak internasional mengamati jalannya pesta demokrasi tersebut.
"Soal demokrasi di Indonesia bukan lagi menjadi hal utama yang menjadi sorotan pihak luar, meskipun masih menjadi perhatian, tapi hanya pemberian pelatihan-pelatihan saja," kata Beginda.
Saat ini sorotan internasional terhadap Indonesia terutama ke soal korupsi, lingkungan, hutang dan kesehatan.
Mengenai kemungkinan masuknya investasi asing ke Indonesia seusai pilpres mendatang, Beginda mengatakan bahwa kemungkinan setelah 100 hari masa pemerintahan presiden yang terpilih.
Para investor asing saat ini lebih menahan diri untuk melakukan investasi, sambil menunggu kebijakan yang akan diambil oleh presiden yang terpilih nanti.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009